Duta Baca Sulsel Launching dan Diskusi “Literasi Demokrasi, Duduk di Ruang Demokrasi

Namun di sisi lain Rahman Rumaday juga memuji buku ini karena dapat menginspirasi banyak orang.

“Sangat menginspirasi:, karena buku ini mampu dikunyah oleh masyarakat karena sederhana dan sangat mudah dicerna,” pungkasnya.

Bakhtiar Adnan Kusuma atau akrab disapa BAK menyinggung bahwa ada ada orang menggelindingkan gerakan membaca, tapi tidak menggelindingkan gerakan menulis.

“Menulis dan membaca adalah satu keping mata uang yang tak bisa dipisahkan,” ucapnya.

Ia juga menyinggung terkait Akademi Literasi yang ada 16 ribu penulis dan berharap ada intervensi pemerintah terkait penganggaran bagi penulis.

Ia juga menyampaikan kritik terkait buku karya Ramlah Rara yang tak memiliki ISBN dan juga tak memiliki Daftar Isi.

“Untuk seorang Duta Baca Sulsel harus membuat buku yang memiliki ISBN,” tandasnya.

Selain para penggiat literasi dari para mahasiswa, launching buku ini juga dihadiri oleh para sastrawan, wartawan, budayawan dan juga akademisi, seperti, Yudhistira Sukatanya, Ishakim, Idwar Anwar, Syahril Rani Patakaki, Andi Rustam, Rusdi Embas dan juga Fadli Andi Nasif.

BACA JUGA:  Edo Makarim Pameran Seni Resonansi Dua Dunia: Menelusuri Harmoni dalam Kontradiksi

Hingga berita ini dimuat, acara ini masih berlangsung dengan diskusi yang sangat seru.