Diskusi Buku Puisi Untuk Palestina Digelar, Anak K-Apel Protes, ini Sebabnya

Diskusi buku
Diskusi buku Puisi Untuk Palestina

Ia juga kembali menegaskan bahwa kata itu energi, jadi kemana lagi kita mewakilkan diri kita selain menulis, termasuk menulis buku Puisi Untuk Palestina.

Andi Marliah yang juga seorang pendidik, yang tampil sebagai pembicara terakhir mengungkapkan bahwa buku Puisi Untuk Palestina ini cukup unik karena ditulis oleh 38 penulis puisi dengan jumlah puisi 83 karya.

Andi Marliah juga menjelaskan definisi sastra berdasarkan basicnya sebagai guru bahasa Indonesia.

“Puisi adalah karya sastra yang merupakan ungkapan hati dan perasaan penyair. Puisi tersusun dari rangkaian bahasa yang indah dan padat makna. Puisi dapat menggambarkan keresahan, imajinasi, kritik, pengalaman, atau nasihat,” ulasnya.

Ia juga mencatat dalam buku Puisi Untuk Palestina itu terkandung nilai estetik, Imaji, konkret, bahasa bermajas serta permainan bahasa sehingga kita mau membaca puisi.

Namun ada yang menarik pada gelaran diskusi buku Puisi Untuk Palestina yang diadakan di Pusat Pembelajaran K-Apel, karena sejumlah anak-anak K-Apel melakukan protes terhadap kegiatan itu.

Hal ini terungkap usai buka puasa bersama yang disampaikan oleh Founder K-Apel Rahman Rumaday.

BACA JUGA:  MAMUJU, I'M IN LOVE

Menurut Bang Maman demikian Rahman Rumaday biasa disapa, “sejumlah anak-anak K-Apel protes sama saya, katanya kenapa mereka tidak ditampilkan pada diskusi buku Puisi Untuk Palestina ?”

“Saya sampaikan nanti kegiatan lainnya kita tampilkan semua, karena tadi acaranya sangat mepet waktunya karena mau buka puasa,” jelas Bang Maman kepada media ini.

“Bahkan nanti, kita akan adakan lomba puisi yang akan melibatkan anak-anak hingga nenek-nenek yang bergabung di komunitas,” tambah penulis Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan yang tak lama lagi naik di layar lebar.

“Begitulah anak-anak K-Apel selalu akan haus dengan panggung pertunjukan karena literasi di K-Apel berjalan terus bukan hanya jargon, mau ada sponsor ataupun tidak. Karena kami biasa swadaya sendiri,” pungkasnya.

Diketahui, pada acara diskusi buku Puisi Untuk Palestina sejumlah anggota K-Apel tampil menunjukkan kreativitasnya, mulai membaca puisi hingga menari.

br