Christmas Concert 2024 : Komponis Ananda Sukarlan Perdanakan Karya Frederic Chopin, Musik Klasik Mulai Diminati Generasi Alpha

Christmas Concert
Tampak dalam foto bersama yakni Wirawan Cuanda, Pianis dan Komponis Ananda Sukarlan, Ratnaganadi Paramita, serta Penyair Emi Suy.(Foto : Ist/Kir/Lasman)

Tahun ini ia tampil di Music Fest Perugia (Italia) setelah lulus audisi di ajang festival bergengsi ini.

Bintang tamu terakhir adalah Michael Anthony Kwok yang memainkan karya Ananda berdasarkan lagu Natal, Variations on “God Rest Ye Merry Gentlemen”.

Disabilitasnya tidak menghalangi, malah menunjang bakat musiknya yang luar biasa. Michael adalah murid piano dari Randy Ryan, salah seorang pianis terkemuka saat ini, pemenang Ananda Sukarlan Award 2012 dan lulusan Juilliard School of Music, New York serta Master of Music dari Peabody School of Music, Baltimore.

Ananda yang menggunakan busana Alleira Batik memainkan grand piano Yamaha menutup konser ini dengan satu lagi karya virtuosik, yaitu “O Holy Night, O Speedy Night” berdasarkan melodi lagu Natal karya komponis Perancis bernama Adolphe Adam yang terkenal, “O Holy Night”.

Ditutupnya konser ini tidak menyisakan ruang kosong, tetapi ruang sunyi bagi gema yang merambat sampai ke makna.

Orang-orang pulang membawa ingatannya masing-masing. Saya pulang membawa bukan hanya bekas-bekas suara, tetapi kenangan yang terus memainkan lagu musik di kepala.

BACA JUGA:  KUGENGGAM SIRI NA PACCE

Dua “tuan rumah” acara tersebut turut memeriahkan. Wang Tjie Hoa dan Cecilia Sutisna kebetulan juga adalah dua wanita yang memiliki hobby main piano, dan mereka masihg-masing berduet empat tangan dengan Vivienne Thamrin memainkan dua lagu Natal pendek yang dikemas dengan sangat ringan dan indah oleh Ananda.

Puri Hadiprana, pemilik galeri seni bersejarah pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Soekarno tahun 1962 ini juga menutup dengan pidato pendek.

O ya, saya pulang membawa bukan hanya bekas-bekas suara, tetapi kenangan yang terus memainkan musik di kepala. Bunyi-bunyinya mengisi menjadi asupan nutrisi jiwa. Tidak hanya teks atau puisinya atau musiknya saja tapi masing-masing memiliki ruang titik pertemuan antara musik dan puisi, antara musik dan latar belakang penciptaan atau hal / kejadian yang menginspirasinya. Menjadi pertalian yang menembus ruang batin kita.

Penyair Dedy Tri Riyadi yang sedianya hadir berhalangan karena harus pulang ke Tegal sebab Ibundanya sakit.

Sedangan Penyair Emi Suy turut hadir dalam konser yang diawali dengan “high tea” alias ngopi di sore yang disambut oleh gerimis ritmis.

BACA JUGA:  Syahril Patakaki Tutup FGD Sastra Kepulauan dengan Sanja' Mangkasara

Kebetulan dari 5 penyair yang dinyanyikan sore kemarin, sayangnya hanya saya, Emi Suy , yang bisa hadir, karena lainnya tinggal di luar kota.Sedangkan Sutikno WS sudah berpulang tahun 2014 lalu.

Demikian tulisan yang disampaikan oleh Penyair Perempuan Indonesia Emi Suy di Jakarta pada Senin siang, 16 Desember 2024.(***)