Bincang Buku Misteri Jalan Setapak dan Menanjak, Fiam: Menulis itu Misteri

Misteri jalan setapak dan menanjak
Peluncuran dan Bincang Buku Misteri Jalan Setapak dan Menanjak karya Fiam Mustamim digelar di Rumah Masagena Jalan Pengayoman nomor 34 Makassar, Selasa (15/4/2025).

NusantaraInsight, Makassar — Peluncuran dan Bincang Buku Misteri Jalan Setapak dan Menanjak karya Fiam Mustamim digelar di Rumah Masagena Jalan Pengayoman nomor 34 Makassar, Selasa (15/4/2025).

Peluncuran dan Bincang Buku Misteri Jalan Setapak dan Menanjak ini menghadirkan pembincang, di antaranya, Rusdin Tompo, Anil Hukma, Dahlan Abubakar dan dipandu oleh Yudhistira Sukatanya.

Pada peluncuran dan bincang buku yang dihadiri oleh sejumlah jurnalis, sastrawan, budayawan dan juga penulis ini, sang penulis, Fiam Mustamim membuka bahasa dengan menyampaikan ini adalah gerakan pemikiran Satupena atau Se’re Kala.

“Ini mengapresiasikan peradaban. Apalagi peradaban mulai tergerus, untuk itu buku ini lahir dari itu,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa sosok Aspar Paturusi, Husni Jamaluddin dan Rahman Arge merupakan guru bagi dirinya.

“Mereka yang menjadi inspirasi bagi saya. Saya ini orang dari kampung yang tidak tahu berkesenian dan merekalah sosok yang menjadi inspirasi bagi saya,” sebutnya.

“Buku ini lahir ketika saya mengingat-ingat kembali yang kemudian saya narasikan kembali melalui tulisan. Jadi buku ini lahir dari produk nawa-nawa kemudian ada pammase (hidayah). Semua orang bisa melakukan karena ada pammase,” ujarnya.

BACA JUGA:  ANGIN LALU

“Menulis itu bagai sebuah misteri. Saya sebut misteri, karena secara genetis tentang diri dan orang tua saya yang buta aksara karena tidak mengenyam pendidikan. Jadi saya menyatakan bahwa menulis itu bukan diperoleh dari waris genetika atau turunan. Ia merupakan pammase atau hidayah bagi orang yang bisa beramanah dalam kehidupannya,” pungkas pengurus rumah besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan ini.

Sementara itu, sebagai pembincang pertama, Anil Hukma memberikan catatan bahwa buku karya Fiam Mustamin ini adalah mozaik jurnalistik dalam bingkai tradisi.

“Karena ini adalah kumpulan 52 tokoh Sulsel yang telah dimuat di media Pinisi.co.id, maka saya akan mengkaji secara ilmu komunikasi,” tutur Anil.

Apalagi, menurut Anil, buku ini memiliki dokumentasi sangat lengkap dan juga sangat kekitaaan.

“Ditinjau dari sudut komunikasi, buku ini selain memberikan informasi, juga memiliki unsur persuasi yang bermakna, tulisan menggambarkan nilai, tingkah laku dan aturan yang cocok diterima dalam masyarakat,” ulas Anil.

“Kemudian buku ini mengandung pewarisan sosial, hal ini tergambar dari teks yang banyak menulis pesan dan hikmah turiolo. Selain itu yang terpe6ada unsur kontrol sosial, utamanya tulisan yang menulis tentang kasus Rempang,” tambah Anil lagi.

BACA JUGA:  Syahriar Tato Mengejar Tapak Allah

“Sebagai akhir catatan saya, Buku Misteri Jalan Setapak dan Menanjak menjadi judul yang pas karena mempersonifikasi dua makna subyek yaitu sang penulis sendiri dan obyek profil yang ditulisnya,” tandasnya.