Tapi kuyakin….
Di sinilah taman surgaku
Tempat aku memetik berkah
Menjemput rezki yang ditakdirkan untukku
Yang harus aku genggam penuh syukur
Di sini pula kutunaikan mimpiku
Menyemai benih dedikasi demi tumbuhnya tunas bangsa untuk negeriku
Tulus berpijak, melangkah
Mengukir dengan pena pengabdian tanpa harap tanda jasa
Semoga tak kuabaikan
Berharap tak kulalaikan
Karena di sinilah taman surgaku
JASA YANG TERABAIKAN
Sedih, kecewa berkecamuk
Ketika engkau tak dianggap
Engkau ada tapi diabaikan
Engkau ada tapi dikecilkan, dikecualikan
Tutur katamu hanya bagaikan hembusan angin berlalu
Menjadi tornado yang akan menghempaskanmu dalam kehinaan
Kharismamu hanya bagaikan sandal jepit usang
Terpasang di kaki yang akhirnya tak punya harga
Keteladananmu bagaikan cermin retak seribu yang tak punya makna
Engkau adalah orang-orang pilihan
Ditakdirkan mengemban tugas mulia
Bukan mahluk tanpa cela
Tetap ada khilaf, salah dalam langkahmu
Tetapi…
Hati ini tetap luka dan perih
Ketika engkau dihina, dicaci, dan diabaikan
Tanpamu dunia gulita
Asa kehilangan lentera tersesat tak berarah
Tak ada adab dalam peradaban
Tetapi…
Mengapa engkau tetap dicaci dan diabaikan
Siapa yang akan memberimu atap ketika hujan
Di mana engkau akan berteduh dan berlindung ketika badai
Keluh dan perihmu di mana engkau akan sandarkan
Engkau kian tersudut di atas mimbar tugas mulia
Tertunduk dalam, tak mampu menengadah
Tak jarang dipandang biang dari kemusykilan
Hingga tertusuk sendiri duri dari jalan yang engkau lapangkan.
Engkau ibarat jasa yang terabaikan
Yang hanya coba bangkit dari duka tak dianggap
Mencoba tak peduli
Mencoba melawan lupa
Akan perih kehinaan yang engkau dapatkan
Tetapi…
Hati ini tetap luka dan perih
Ketika engkau dihina, dicaci, dan diabaikan