NusantaraInsight, Makassar — Entah apa yang ada di benak Ketua Ikatan Penulis Muslim Indonesia M Amir Jaya sehingga menangis saat memberikan sambutan pada Tadarus Puisi yang digelar di Masjid Kampung Amanah Jalan Hertasning Baru, Selasa (18/3/2025).
Amir Jaya yang akrab disapa Ustadz itu, sekonyong-konyong suaranya tersekat ketika ingin menyampaikan perjalanannya hingga tiba di Masjid Kampung Amanah itu.
“Saya melihat jalannya yang becek dan tiba di sini, saya menangis, terimakasih,” katanya sembari menghapus butiran hangat yang keluar dari matanya dan tak ingin melanjutkan kata-katanya sehingga dia bersedih.
Sebelumnya ia menyampaikan bahwa para sastrawan dan budayawan dalam Ramadan ini sudah beberapa kali bersilaturahmi.
“Mulai dari Unhas ketika Buku Prof A. Amiruddin diluncurkan, kemudian di perpustakaan Al-Markaz Al-islami dan sekarang di Masjid Kampung Amanah,” ujarnya.
“Apa yang ada, baik itu daun-daun yang jatuh dari pohon semua sudah tertulis, termasuk pertemuan pada hari ini bukan kebetulan, ini merupakan ketentuan Allah di Lauh Mahfudz,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dana yang terkumpul selama ini di IPMI telah disetorkan kepada bendahara untuk dibelikan sembako dan dibagikan kepada masyarakat di sekitar masjid Kampung Amanah.
Acara Tadarus Puisi yang dirangkaikan dengan Buka Puasa Bersama ini dihadiri oleh Penasihat IPMI Aslam Katutu, Andi Ruhban, Penasehat Fosait Yudhistira Sukatanya, Syahril Rani Patakaki dan sejumlah pengurus IPMI.
Acara yang dipandu oleh Rahman Rumaday ini dihadiri pula oleh pengurus masjid Kampung Amanah dan warga kampung Amanah.
Kampung Amanah
Kampung Amanah adalah sebuah perkampungan yang dibangun dari lahan-lahan yang disewa dari pemilik tanah.
Terletak di Jalan Hertasning Baru dan berdampingan dengan RS Primaya itu, Kampung Amanah dihuni sekitar kurang lebih 40 keluarga.
Mayoritas warga yang menetap di tempat itu berprofesi sebagai pemulung, buruh harian atau kerja serabutan lainnya.
Di perkampungan tersebut tidak hanya orang dewasa yang bekerja, namun anak-anak juga turut membantu orang tua bekerja.
Di dalam Kampung Amanah hanya tersedia fasilitas masjid dan rumah belajar serta rumah-rumah yang hanya berupa bedeng-bedeng dari triplek bekas yang dibangun oleh pemilik rumah.
Masjid yang ada di dalam perkampungan dinamai Masjid Nurul Amanah atau Masjid Kampung Amanah.
Masjid ini merupakan fasilitas yang dibangun atas bantuan donasi Yayasan Baitul Amal (YBM) PT. PLN (Persero) UIW Sulselbar. Masjid tersebut digunakan dengan baik oleh warga untuk ibadah salat, mengaji, atau kegiatan sosial dan amal.