“Teruslah menulis. Kalau ditulis nanti ada yang bisa dikenang,” kata Fitri Adi Cahya.
Disampaikan Kabupaten Maros punya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pengembangan Budaya Literasi, yang juga mendorong satuan pendidikan mengembangkan budaya literasi berupa penyediaan sarana perpustakaan, kegiatan membaca, dan menulis. DPK, katanya, punya Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Kepala SPIDI, Irmayanti Arifuddin M.Pd dan Head of Darul Istiqamah Language Centre, Nikmawati Safruddin, S.Pd, M.Pd, hadir dalam acara yang berlangsung pagi hingga siang itu.
Setelah pembukaan, diadakan diskusi buku, menghadirkan penulis dan pegiat literasi Rusdin Tompo, dan pegiat seni dan literasi, Aruel Sederhana. Sesi diskusi ini dipandu moderator, Nurginaya, guru SPIDI, yang juga merupakan editor sejumlah buku.
“Salut, karena anak-anak tak harus menunggu lama untuk bisa melihat tulisannya dalam bentuk buku,” kata Rusdin Tompo, begitu diberi kesempatan bicara.
Berbeda dengan dirinya, yang mesti menunggu puluhan tahun untuk bisa melihat tulisannya diterbitkan dalam bentuk buku. Dia memuji peran guru yang juga menulis, sebagai role model dalam berkarya dan gerakan literasi sekolah.
Buku-buku karya santriwati ini,menurutnya, merupakan sarana promosi, testimoni tentang SPIDI yang kian memperkuat SPIDI sebagai pesantren modern dan adaptif terhadap kemajuan zaman. SPIDI, yang berada di Jalan Poros Makassar-Maros Km 25, merupakan boarding school Islam khusus putri, pencetak generasi muslimah yang smart salihah dan hafizhah Qur’an 30 Juz.
Membaca tulisan-tulisan di dalam buku, kata dia, kita bisa mendapatkan gambaran, serta merasakan suasana pesantren SPIDI, dinamika kehiduoan santri, serta metode pembelajaran yang diberikan para guru. Menariknya, karya santriwati itu tak hanya berupa cerpen dan puisi tapi juga esai dan komik.
Di awal acara ada pembacaan puisi oleh santriwati bernama Aliah Putri Sakinah. Juga musikalisasi puisi oleh Aruel Sederhana dan Alif yang membawakan puisi “Pasangan Cerita” karya Dianda Fatimah Az Zahra dan puisi “Memanusiakan Manusia” karya Wihdatul Ummah.
Dalam kesempatan itu, Rusdin Tompo juga mendonasikan beberapa buku, baik yang ditulis sendiri, buku antologi, maupun yang dia kerjakan sebagai editor. Harapannya, buku-buku itu akan menambah koleksi perpustakaan sekolah dan dibaca santriwati. (*)