“Contoh inovasi yaitu, bagaimana mendaur ulang sampah. Seperti pada ulang tahun RI ke-79, kelas-kelas disulap dengan daun buangan sampah, kemudian dengan kemeja putih kami karnaval, itu merupakan baju daur ulang. Kemudian sudah itu lomba fashion show,” ulasnya.
Ia juga menjelaskan keunikan di SDN Batulaccu, terkait partisipasi dari orang tua siswa yang begitu besar untuk kemajuan sekolah.
“Pelibatan orang tua siswa berupa partisipasi dan support itu sudah berapa tahun ini berjalan secara simultan, baik sebelum Corona dan setelah Corona. Di sekolah kami selalu ada lomba membuat nasi tumpeng kreasi antar kelas, jadi semua berpartisipasi. Begitu juga kalau ada kegiatan keagamaan, seperti Maulid maupun Idul Fitri mereka sering berpartisipasi untuk merayakan bersama pihak sekolah tanpa diminta, dapat dikatakan bahwa gotong royong telah menjadi karakteristik orang tua di sini,” ulasnya lagi.
Selain itu, papar Adel, inovasi yang diterapkan di sekolah dapat diterapkan oleh siswa di rumah, sehingga mereka dapat membuat karya dari daur ulang sampah. Sehingga karya melalui hasil daur ulang sampah dapat menjadi income tambahan bagi keluarga mereka.
Bukan itu saja, lanjut Adel, SDN Batulaccu juga membuat sekolah menjadi nyaman, melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Di mana program P5 yang meliputi 6 dimensi seperti,
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2.Berkebinekaan global
3. Bergotong-royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
“Itu semua ada di situ jadi memang inovasi untuk membuat sekolah ini lebih nyaman. Terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman untuk semua unggul dalam prestasi memiliki daya saing di era global ini yang paling penting peduli lingkungan dan berakhlak mulia, jadi semuanya kalau dirangkum dalam akhlak mulia,” ungkapnya lagi
Ia juga menambahkan bahwa sebagai sekolah penggerak yang menerapkan Kurikulum Merdeka karena itu dapat memberikan kebebasan dan kesenangan kepada guru, siswa dan orang tua siswa.
“Yang ada di otak saya itu yang sesuai karena saya mengajar juga dulu masih istilahnya KTSP, saya sudah praktekkan P5 pelajaran Pancasila untuk siswa-siswa di sini sekarang ini saya sudah rapat dengan guruku yang saya mau ke depan ini adalah peningkatan mutu karena literasi numerasinya masih kurang. Karena apa Dek ? Karena ini perlu dukungan orang tua. Untuk itu ke depannya kami akan lebih memberikan penguatan untuk kegiatan literasi numerik di sekolah,” kata Adel.
“Sebagai informasi, satu-satunya sekolah di Panakkukang yang telah masuk dalam database untuk menjadi sekolah penggerak adalah SDN Batulaccu, dan ini ditentukan langsung oleh Kementerian Pendidikan. Jadi saya tidak pernah bermohon tidak pernah ini tapi mungkin karena postingan-postingan saya akhirnya pihak kementerian tahu. Jadi saya berharap tahun depan semoga pemerintah dengar agar sekolah kami jadi sekolah penggerak,” harapnya