Prof. Ida Suryani Dikukuhkan sebagai Guru Besar I UCM

“Pendekatan holistik dalam pengelolaan pertanian juga mencakup upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis, serta memperlakukan tanah sebagai ekosistem yang hidup dan dinamis,” kata ibu tiga anak (dengan suami Drs.H.Muzakkir Amrullah, M.Pd.) itu menambahkan.

Lulusan S-1 (1990), S-2 (1999), dan S-3 (2012) Universitas Hasanuddin tersebut menyebutkan, dengan memahami hubungan timbal balik antara mineral tanah dan mikroorganisme sebagai satu kesatuan yang saling memengaruhi, strategi pengelolaan lahan dapat dirancang secara lebih efektif.

“Identifikasi jenis mineral yang dominan di suatu wilayah dapat dijadikan dasar dalam pemilihan jenis mikroba yang sesuai sebagai inokulan, sementara keberadaan mikroba tertentu juga dapat mencerminkan kualitas mineral serta potensi ketersediaan unsur hara di dalam tanah,” urai Prof. Ida Suryani yang diangkat dalam jabatan Guru Besar UCM terhitung 1 April 2025 tersebut.

Prof. Ida Suryani yang pernah menjabat Wakil Rektor III UCM (2017-2012), Sekretaris UCM (2022-2023) dan Wakil Rektor I UCM (2022-swekarang) itu, mengemukakan, daya tahan lahan terhadap proses degradasi sangat dipengaruhi oleh interaksi biogeokimia yang terjadi antara mineral tanah dan mikroorganisme.

BACA JUGA:  UKI Paulus Raih Hibah Rp.1,8 Milyar  

Mikroba memiliki fungsi penting dalam menetralkan logam berat, menguraikan sisa-sisa pestisida, serta menyediakan unsur hara, khususnya dalam sistem agroforestri dan praktik pertanian organik.

Apabila hubungan ini dikelola secara terpadu dan harmonis, maka sistem tanah akan menjadi lebih stabil, produktif, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim maupun tekanan aktivitas manusia.

“Oleh karena itu, pencapaian pertanian berkelanjutan tidak cukup hanya mengandalkan kemajuan teknologi, melainkan harus diawali dengan pemahaman yang komprehensif mengenai tanah sebagai ekosistem yang hidup dan dinamis. Peran mineral tanah dan mikroorganisme merupakan dua unsur fundamental yang saling bersinergi dalam mendukung kelangsungan produksi pertanian. Pendekatan terpadu yang mengintegrasikan kedua komponen ini menjadi fondasi penting untuk mewujudkan sistem pangan masa depan yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan secara ekologis,” pungkas alumnus SDN Teladan Kalukuang (1979), SMPN 4 Makassar (1982),dan SMAN 1 Makassar (1985) menyebutkan. (mda).