Prof. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum: Pembelajaran Bahasa Indonesia Harus Mengintegrasikan Artificial Intelligence

Prof. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum: Pembelajaran Bahasa Indonesia Harus Mengintegrasikan Artificial Intelligence
Prof. Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum

ChatGPT sebagai salah satu AI memiliki fungsi utama pemberi informasi, dengan mengajukan pertanyaan tentang topik diinginkan menggunakan katakata kunci kemudian akan menjadi perintah (prompts).

Asesmen pembelajaran AI bukan hanya dalam berbagai bentuk media sosial, tapi juga digunakan untuk kepentingan pelaksanaan asesmen pembelajaran.
Jenis aplikasi AI digunakan dalam pembelajaran khususnya melakukan asesmen pembelajaran Kahoot. Jenis aplikasi ini menggunakan konsep AI, dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran mengembangkan kuis untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

Quizizz adalah sebuah aplikasi membuat kuis interaktif lewat aplikasi ini siswa maupun mahasiswa dapat mengerjakan kuis, ujian, dan bentuk soal lain diberikan tenaga pendidik.
Aplikasi Forms.app AI adalah generator kuis AI yang cerdas dan gratis yang membantu membuat kuis hanya dengan mengetik apa yang diinginkan.

Dampak Negatif AI

AI bukan hanya memiliki manfaat banyak buat manusia, namun juga memiliki kekurangan memberi dampak negatif khususnya pada dunia pendidikan diantaranya; tingkat interaksi berkurang, menggunakan AI dikemas dengan sistem diotomatisasi pembelajaran mengakibatkan berkurangnya interaksi guru dengan peserta didik atau antar peserta didik itu sendiri.

BACA JUGA:  Iqbal: Kita Harus Berprasangka Baik

Munculnya risiko pengambilan keputusan bias. Sistem AI hanya menghasilkan keluaran (output) sebaik data dimasukkan. Jika data yang digunakan untuk melatih AI bersifat bias, tentu dapat memberikan hasil yang diskriminatif, baik menyangkut ras, agama, politik dan lain-lain.

Dampak lainnya, potensi ketergantungan berlebihan pada AI dalam proses pembelajaran, meskipun AI dapat menjadi alat berguna dalam proses tersebut, namun AI seharusnya tidak boleh menggantikan peran guru secara keseluruhan mengingat kebutuhan akan perlunya interaksi antar manusia.

Personalisasi pembelajaran yang terbatas, lewat AI dapat membuat materi pelajaran yang khusus untuk setiap orang tanpa memberi lebih banyak kebebasan kepada mereka, justru bisa membuat peserta didik menjadi kurang tertarik atau bahkan bosan belajar.

Penggunaan AI khususnya ChatGPT dalam pendidikan menimbulkan problem terkait akurasi dan keandalan teks yang dihasilkan. Hal ini karena ChatGPT dilatih dengan jumlah data yang masif, sehingga kemungkinan ada bias dapat muncul. Bahkan tidak menutup kemungkinan informasi yang diberikan adalah salah dan bahkan palsu.

Tingkat akurasi guru menilai karakteristik dan hasil belajar peserta didik. Guru tidak dapat mengevaluasi secara akurat kinerja siswa ketika ChatGPT berkontribusi di dalamnya, sehingga membuat guru sulit untuk mengikuti masalah yang muncul dalam pembelajaran siswa.