Dr. Nadir, SP., M.Si selaku narasumber literasi kewirausahaan menyoroti tantangan utama dihadapi petani jagung di Jeneponto, yakni fluktuasi harga saat musim panen.
Kondisi ini kerap membuat petani merugi karena sebagian besar hanya menjual jagung dalam bentuk mentah. Menurutnya, diperlukan inovasi produk berbasis jagung yang dapat meningkatkan nilai tambah serta membuka peluang pemasaran yang lebih luas.
Dia juga menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan strategi pemasaran digital agar produk olahan jagung dari Bulujaya memiliki daya saing di pasar modern.
Kepala Kelurahan Bulujaya, Rudi Hartono, S.IP, turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa sejak enam tahun menjabat sebagai lurah, baru kali ini pihaknya menerima bantuan berupa mesin dan peralatan pengolahan jagung.
Rudi berharap program ini menjadi titik awal berkembangnya UMKM di Bulujaya sehingga mampu menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di Jeneponto, tetapi juga ke tingkat provinsi dan nasional.
Kegiatan PKM ini diakhiri dengan penyerahan peralatan pengolahan jagung secara simbolis oleh Wakil Rektor IV Unismuh Makassar kepada Pemerintah Kelurahan Bulujaya serta praktik langsung pembuatan Popcorn Bahagia PKK Bulujaya oleh para peserta.
Melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan kelompok PKK, diharapkan produk berbahan dasar jagung kuning ini dapat menjadi ikon baru Kabupaten Jeneponto sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis inovasi pangan lokal. ***