NusantaraInsight, Bantaeng — Sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mengatasi permasalahan lingkungan akibat sampah dan polusi udara, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 Universitas Hasanuddin melaksanakan program kerja bertajuk Pembakaran Sampah Minim Asap dengan Rocket Stove pada hari Sabtu, 9 Agustus 2025, di Dusun Kampalayya, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh masyarakat sekitar serta seluruh anggota Tim KKN-T 114 dan KKN-PK 67 Desa Pa’jukukang.
Teknologi Rocket Stove diterapkan sebagai solusi pembakaran sampah yang efisien dengan suhu tinggi sehingga menghasilkan asap yang sangat minim dan mengurangi dampak pencemaran udara.
Program ini sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk membuang sampah dan memilah sampah sejak dini.
Sementara itu, Muhammad Riziq, selaku Penanggung Jawab Program Kerja, turut menyampaikan harapan atas dampak jangka panjang program ini.
Ia menjelaskan bahwa Rocket stove sampah adalah alat pembakaran sampah yang dirancang untuk membakar sampah dengan efisien dan minim asap, menggunakan prinsip efek cerobong (chimney effect) untuk menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dan sempurna.
Cara Kerja
Rocket stove memanfaatkan efek cerobong, dimana udara panas yang dihasilkan dari pembakaran akan naik ke atas melalui cerobong, menciptakan aliran udara yang baik dan mendorong pembakaran yang lebih efisien.
Sampah dibakar dalam ruang pembakaran tertutup dengan cerobong yang terisolasi, memastikan pembakaran lebih sempurna dan minim asap.
Alat ini dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, termasuk kayu, ranting, dan sampah organik.
Salah satu keunggulan utama adalah kemampuannya membakar sampah dengan minim asap, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Pembakaran yang lebih efisien menghasilkan panas yang optimal dan dapat mengurangi volume sampah secara signifikan.
Dengan minim asap dan pembakaran yang lebih bersih, rocket stove dapat menjadi solusi untuk masalah polusi udara akibat pembakaran sampah terbuka.
Beberapa desain rocket stove cukup sederhana dan dapat dibuat dari bahan-bahan bekas seperti drum bekas.
“Saya berharap program pembakaran sampah dengan Rocket Stove ini dapat membantu mengurangi polusi udara dari asap pembakaran sampah yang biasa terjadi di lingkungan desa, serta dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. Mari kita mulai langkah kecil ini demi masa depan desa yang lebih bersih dan sehat,” pungkasnya.