Ternyata, keluarga Peter Hamzah sangat bijaksana. Kejadian ini membuat kedua keluarga ini menjadi intim dan akrab. Meski keduanya menemukan orang tua kandungnya masing-masing, tetapi mereka diluaskan saling kunjung tanpa batas. Bagaimana kisah tertukarnya bayi mungil itu 12 tahun sebelumnya?
Di Rumah Bersalin Mattirobaji, Sungguminasa Gowa, 10 Juli 1968, Ny.Peter Hamzah melahirkan seorang perempuan. Itu anak ketiganya dan perempuan. Di rumah bersalin yang sama, Ny.Gani Sam juga melahirkan anak perempuan. Anehnya, selain jenis kelaminnya sama, kedua ibu ini sama-sama melahirkan anak ketiga.
Namun dalam perkembangan berikutnya, keluarga Peter Hamzah memiliki tujuh anak, sedangkan Gani Sam yang seorang guru, memiliki enam orang anak.
Sitti Saniasa, begitu keluarga Peter Hamzah memberi nama terhadap anak ketiganya. Sehari-hari dia dipanggil Lies. Lies tumbuh sebagai anak pemalu, pendiam, namun cantik. Peter Hamzah sangat sayang pada anaknya itu, seperti juga istrinya dan anak-anak yang lain.Tak jarang, Lies belum mau makan bila ayahnya belum pulang dari kantor yang memang tidak jauh dari rumahnya.
Di ’kubu’ Gani Sam, anak ketiganya yang lahir sehari dengan Lies, diberi nama Rahmawati. Dia dibesarkan di lingkungan keluarga guru. Tidak heran, dia cepat pandai, pintar, dan menyesuaikan diri. Dia tidak pemalu. Juga tangkas. Sinar matanya bagai menandakan anak ini cerdas.
Kehidupan kedua keluarga ini, kemudian berubah 180 derajat, oleh satu kegiatan yang menggembirakan, pun mengharukan. Pertengahan tahun 1980, ternyata kedua orang tua itu sama-sama tahu, kalau mereka selama 12 tahun memelihara buah hati yang ketiganya, bukan anak kandungnya masing-masing. Bukan darah dagingnya. Lies sesungguhnya adalah anak kandung Gani Sam dan Rahmawati adalah anak kandung Peter Hamzah. Tertukarnya kedua gadis cilik ini tentu saja secara tidak disengaja, tetapi jelas karena kelalaian petugas rumah bersalin ketika itu. Tentu saja, kedua ibunya, tidak pernah memberi ASI kepada masing-masing anak mereka.
Meski selama 12 tahun berlalu dan tidak menyusui buah hatinya masing-masing, namun curahan kasih sayang kedua kedua anak itu tidak pernah luntur. Meski tempat tinggal kedua keluarga berjauhan, namun hubungan mereka kian intim. Peter Hamzah tinggal di Kampung Bonto-bontoa Sungguminasa, sementara Gani Sam di Kampung Mangasa Desa Katangka.
Peter Hamzah memang pernah mendengar, setahun setelah Lies lahir, ada rumor di tengah masyarakat. Isunya, Lies yang mereka besarkan itu bukan anak kandungnya sendiri alias anak orang lain. Tetapi Peter Hamzah tidak percaya. Pikirnya, wajar saja isu ini terjadi dan muncul di tengah masyarakat. Dia menampik isu itu, karena rasa kasih sayangnya pada Lies yang sudah tercurah tumpah. Dia tidak terpisahkan lagi dengan Lies.
Lantaran merasa dongkol dan tidak puas dengan isu itu, Peter Hamzah mendatangi rumah bersalin, tempat istrinya melahirkan setahun sebelumnya.