NusantaraInsight, Makassar — Memperingati perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Pengurus Kota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Makassar, meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Hadidjah, berlokasi di Perumnas Antang Blok 10 Manggala, Makassar. Kegiatan itu berlangsung Kamis 2 Mei 2024, sore menjelang magrib, dihadiri sejumlah pengurus dan masyarakat.
“Masjid ini sudah kami rencanakan sejak 2022 lalu, dan baru dapat direalisasi pembangunannya 2024,” ujar Dr. Dg. Maklassa, Sekretaris Kota PGRI Makassar, usai menjadi moderator pada “Seminar Nasional Pendidikan” di aula Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), yang dihadiri sekira 800 guru dari seluruh kecamatan di Makassar.
Masjid dengan tanah wakaf pengurus PGRI Makassar itu, direncanakan rampung pada 2025, dan dapat digunakan sebagai wadah aktivitas masyarakat.
“Kami rancang dua lantai, untuk kebutuhan tempat pengajian anak, dan aktivitas pengajian majelis taklim,” ujar Dg. Maklassa.
Ketua Kota PGRI Makassar, Drs. Suarman, menegaskan pembangunan masjid itu akan diupayakan rampung sebelum berakhirnya periode kepengurusan.
“Kita akan upayakan bisa terus berjalan sampai dengan penyerahan masjid itu kepada masyarakat dan bisa digunakan dengan baik.
Sekretaris PGRI didampingi Humas PGRI Zulkarnain Hamson, Ketua Bidang Advokasi, H. Abdul Razak, pengurus PGRI Cabang Manggala Hj. Hasnah. Semula direncanakan pemasangan batu pertama akan dilakukan oleh Ketua Kota PGRI Makassar, namun kendala kemacetan yang terjadi pada sejumlah ruas jalan, mengakibatkan batal.
Usai pemasangan batu pertama, sekretaris PGRI mengatakan kepada masyarakat, agar memberikan dukungan penuh, juga partisipasi aktif, mengingat masjid ini adalah bentuk sumbangsih guru di Kota Makassar, pada pembangunan mental dan akhlak religious.
“Kami berharap masyarakat bersatu memberikan perhatian pada pembangunannya, karena kami tidak berada langsung di lokasi,” ujarnya.
Mewakili warga, Husni yang juga tokoh masyarakat Blok 10 Manggala, menyatakan rasa syukur dan sangat bergembira atas pembangunan masjid itu. Dengan luas 9×13, dengan luas bangunan 7×10 dan dua lantai, diyakini akan mampu menampung cukup banyak jamaah.
Nama masjid Hadidjah, untuk mengenang perjuangan Istri Rasulullah, yang dengan segenap jiwa dan harta bendanya menyumbang bagi syiar Islam di awal turunnya wahyu, kepada Nabi Muhammad. Sitti Hadidjah adalah perempuan pertama yang mengakui Islam dan merelakan seluruh harta kekayaannya demi perjuangan Nabi Muhammad.