NusantaraInsight, Wajo — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan Seminar Program Kerja di Kantor Desa Alesilurunge, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Selasa (15/7).
Mahasiswa KKN-T Unhas yang berlokasi di Desa Alesilurunge terdiri dari Ahmad Adil Akbar (Kordes), Nabila Putri Adinda (Sekretaris), Farah Herdiana (Bendahara), Siti Lathifatul Aulia (Humas), Amria Ananda (Perlengkapan), dan Marisa Salsabila (Pdd).
Seminar program kerja ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa KKN Desa Alesilurunge untuk turut berkontribusi dalam pengembangan desa melalui berbagai inisiatif strategis.
Seminar ini menghasilkan enam program kerja yang dirancang sesuai dengan potensi Desa Alesilurunge. Adapun proker ini dicanangkan dan disesuaikan dengan potensi serta kondisi masyarakat desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Seminar program kerja ini dihadiri oleh Perwakilan Kecamatan Pitumpanua, Kepala Desa Alesilurunge, Kepala Badan Permusyawaratan Desa, Babinsa, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Alesilurunge, H Mute’in, menyampaikan ajakannya kepada seluruh masyarakat desa untuk mendukung program kerja mahasiswa KKN dan berharap program kerja yang disusun dapat bermanfaat bagi warga.
“Mahasiswa KKN yang datang di desa ini, kita anggap seperti anak-anak kita. Oleh karena itu mari kita dukung program kerja anak anak kita,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Ahmad Adil Akbar, salah satu mahasiswa KKN menyampaikan bahwa pelaksanaan seminar ini bertujuan untuk mengenalkan program kerja yang akan dilakukan di Desa Alesilurunge.
Selain itu, kegiatan ini dilakukan sebagai ajang untuk menyaring saran dan aspirasi dari masyarakat agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami berharap bantuan, masukan, saran dan kritik dari bapak/ibu agar pelaksanaan KKN ini dapat berjalan baik dan lancar, serta dapat bermanfaat bagi masyarakat desa,” ucap mahasiswa statistika tersebut.
Adapun program kerja yang dipaparkan dalam seminar ini antara lain penyuluhan pupuk organik cair, pembuatan hidroponik sederhana dengan barang bekas, pembuatan lubang resapan biopori dan penanaman tumbuhan obat keluarga (TOGA).
Diskusi berjalan interaktif. Sebab warga antusias dalam menyampaikan ide dan pertanyaan.
Program-program tersebut diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek. Namun juga mampu menjadi program berkelanjutan yang bisa diteruskan oleh masyarakat desa secara mandiri. Sehingga meningkatkan kapasitas lokal dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya desa. (*)