NusantaraInsight, Gowa — Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin mengadakan program kerja bertajuk Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pestisida Nabati” di Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.
Program ini dirancang untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan, sejalan dengan potensi Malino yang dikenal sebagai sentra penghasil sayuran dan buah-buahan di Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diikuti oleh kelompok petani, ibu-ibu PKK, serta masyarakat umum yang memiliki lahan pertanian skala rumah tangga.
Pemanfaatan bahan-bahan alami seperti kulit bawang dan air cucian beras dipilih karena mudah diperoleh dari aktivitas rumah tangga sehari-hari, sehingga pelatihan ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga hemat biaya produksi.
Dalam sesi pelatihan, peserta diperkenalkan pada manfaat POC sebagai penyubur tanah yang membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman secara alami, serta pestisida nabati sebagai pengendali hama yang aman bagi ekosistem.
Kegiatan ini berlangsung secara interaktif, dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta.
Salah seorang ibu PKK mengajukan pertanyaan, “Adek, yang lebih bagus untuk mengusir hama yang mana?” Pertanyaan tersebut dijawab oleh Rezky Fauziah, mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Pertanian UNHAS, “Pestisida nabati jauh lebih efektif untuk mengusir serangga hama, dan tentunya tidak akan merusak ekosistem lingkungan sekitar.”
Usai pemberian materi, peserta diajak untuk mempraktikkan langsung pembuatan POC dan pestisida nabati.
Prosesnya meliputi pencampuran bahan, fermentasi POC, hingga peracikan pestisida berbahan kulit bawang.
Hasil dari praktik ini diharapkan dapat diaplikasikan oleh petani Malino secara rutin, sehingga mereka mampu memproduksi sendiri pupuk dan pestisida organik tanpa ketergantungan pada produk kimia yang mahal dan berisiko merusak kualitas tanah.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa berharap masyarakat Malino semakin sadar akan pentingnya praktik pertanian ramah lingkungan.
Dengan penerapan POC dan pestisida nabati, diharapkan kualitas hasil panen sayuran dan buah-buahan meningkat, biaya produksi menurun, dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Program ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya bertani yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan di kawasan Malino.