NusantaraInsight, Pinrang — Mahasiswa KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Tani Universitas Hasanuddin Gelombang 113 berinovasi dengan membuat pupuk organik cair dari batang pisang.
Ini adalah upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan limbah organik, seperti disampaikan Tesalonika Mariska Salempang, mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin yang tergabung dalam KKN Tematik Gelombang 113, kepada media, Minggu (9/2/2025).
Ia menyatakan bahwa pelaksanaan program kerja individu berupa pembuatan pupuk organik cair dari batang pisang di Desa Watang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang ini, dilaksanakan di bawah bimbingan Dr. Ir. Rahimuddin, ST., MT., selaku Dosen Pengampu KKN, dan juga didukung penuh oleh Kepala Desa Watang Pulu, Darmawan.
“Program ini bertujuan untuk memberikan solusi ramah lingkungan dalam meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat setempat,” ungkap Tessa.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa batang pisang yang sering kali terbuang setelah panen ternyata mengandung banyak nutrisi yang dapat diolah menjadi pupuk organik cair. Proses pembuatan pupuk ini dilakukan dengan metode fermentasi menggunakan bahan tambahan seperti molase dan EM4 untuk mempercepat penguraian zat organik.
“Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2025 dengan melibatkan warga Desa Watang Pulu, khususnya para petani dan kelompok tani setempat. Sosialisasi dilakukan terlebih dahulu untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat serta cara pembuatan pupuk organik cair ini,” ujarnya.
Ia juga menginformasikan bahwa masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena bahan yang digunakan mudah didapat dan proses pembuatannya sederhana.
Selain itu, pupuk organik cair dari batang pisang memiliki manfaat yang besar bagi tanaman, seperti meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman, serta mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Selain melakukan sosialisasi, program ini juga mencakup demonstrasi langsung dalam pembuatan pupuk organik cair.
Warga desa diberikan kesempatan untuk mencoba sendiri proses pembuatan pupuk, mulai dari pemotongan batang pisang, pencampuran bahan fermentasi, hingga penyimpanan dalam wadah tertutup selama beberapa hari.
Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga pengalaman langsung dalam memproduksi pupuk organic yang bias mereka manfaatkan di lahan pertanian mereka.
Pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi petani dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia serta meningkatkan kesuburan tanah secara alami.