(Oleh: Andi Ruhban)
NusantaraInsight, Bone — Prevalensi stunting pada tahun 2022 di kabupaten Bone tergolong tinggi yaitu 30,5 %, sementara target pemerintah Pusat 14%. Berdasarkan data tersebut, Poltekkes Kemenkes Makassar (PolKesMas) berupaya berkontribusi menurunkan angka stunting tersebut dengan menerjunkan mahasiswa tingkat akhir dalam bentuk Program Magang selama sebulan.
Program ini sudah sejak lama dilakukan, yaitu empat tahun, mulai tahun 2022, 2023, 2024, dan 2025 dengan wilayah kelurahan/desa yang berbeda.
Adalah Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan 74-87% dan faktor keturunan 4-7% (Dubois, et.al, 2012).
Program Magang tersebut berupa Praktik Kerja Lapangan dalam bentuk Interprofessional Education dan Interprofessional Collaboration (IPE/IPC) dengan menyatukan mahasiswa berbeda latar profesi ke dalam kelompok, yaitu berbasis 8 Kompetensi: Gizi, Kebidanan, Teknologi Laboratorium Medik, Kesehatan Gigi, Farmasi, Kesehatan Lingkungan, Fisioterapi, dan Keperawatan. Mereka berasal dari prodi D3 dan D4, di mana setiap tim/kelompok mendapatkan 15-16 KK prioritas berdasarkan data primer untuk dikaji terkait.
Selanjutnya, Tim menetapkan 4 KK prioritas yang akan diintervensi melalui kunjungan rumah secara langsung (home visit/home care)
Keberadaan para mahasiswa tersebut di kabupaten Bone pada tahun 2025 ini, diantar langsung oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Makassar Dr. Drs. Rusli, Apt, Sp.FRS dan Wakil Direktur I Dr. Siti Nurul Fajriah, S.Ft. Physio, M.Kes, beserta Tim yang disambut hangat oleh Wakil Bupati Bone Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, SP, MM beserta jajarannya di Aula Kantor Bupati Bone.
Mereka dibebani Muatan SKS pada mata kuliah PKL yang mengacu pada kurikulum masing-masing program studi antara 2 SKS – 4 SKS. Kegiatan PKL dilaksanakan selama 30 hari (28 hari kegiatan + 1 hari keberangkatan dan 1 hari penarikan) dengan durasi kegiatan per hari rata-rata 8 jam, maka total jam pelaksanaan kegiatan PKL sebanyak 252 jam atau setara dengan 5,6 SKS (1 sks setara dengan 45 jam).
Menurut Ketua Panitia PKL-IPE/IPC M. Askar, S.Kes, Ns, M.Kes yang didampingi Sekretaris Panitia Dr. Syamsuddin S, SKM, M.Kes, bahwa kali ini, mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar diterjunkan kembali dengan wilayah kelurahan yang berbeda di Kecamatan/wilayah kerja Puskesmas Bontocani, Kajuara, Ulaweng, Palakka, Dua Boccoe, USA, Duaboccoe, Pattiro, Cenrana, Libureng, Tanete Riattang Barat/Watangpone, Tanete Riattang/Biru, Tanete Riattang Timur/Bajoe, yang tersebar pada 70 Kelurahan/Desa, dengan Tema sentral yang diusung : “Pencegahan Stunting dan Penguatan Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak (KIBA) dalam mewujudkan Masyarakat Bone yang Sejahtera”, sebagai tindak lanjut tuntutan transformasi sistem Kesehatan khususnya pada Pilar I yaitu transformasi layanan Kesehatan primer yang menekankan pada upaya promotif, preventif dan tata laksana klinis terbatas.