NusantaraInsight, Gowa — Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, mahasiswa KKN-T Gelombang 114 Universitas Hasanuddin melaksanakan program “Penyuluhan dan Demonstrasi Biopori” di tiga lokasi berbeda: SMA Negeri 4 Gowa, Kantor Kelurahan Malino, dan SMP Negeri 1 Gowa.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya lubang resapan biopori sebagai solusi sederhana mengurangi genangan air dan menekan volume sampah organik.
Lubang resapan biopori bekerja dengan memanfaatkan lubang silindris di tanah yang berfungsi menyerap air hujan lebih cepat dan menguraikan sampah organik menjadi kompos alami.
Edukasi dilakukan secara interaktif, di mana peserta tidak hanya menerima materi tetapi juga ikut mempraktikkan pembuatan biopori.
Seorang siswa SMA Negeri 4 Gowa bertanya, “Kak! mau bertanya, apa fungsi dan bagaimana cara kerja dari Biopori ini?” Pertanyaan ini membuka diskusi yang menjelaskan peran biopori dalam mengatasi banjir mikro sekaligus meningkatkan kualitas tanah.
“Biopori berfungsi menyerap air hujan agar tidak tergenang sekaligus menguraikan sampah organik menjadi kompos yang menyuburkan tanah,” jawab Ferdi Aprianto selaku penanggung jawab program kerja.
Selain penyuluhan, tim KKN-T juga mengajak peserta di setiap lokasi untuk membuat lubang biopori secara langsung.
Di Kantor Kelurahan Malino, perangkat desa diajak memahami peran biopori sebagai program berkelanjutan yang bisa diintegrasikan dalam kegiatan lingkungan desa.
Sementara di Kedai Kopi Luwak Malino, para pelaku usaha diajak memanfaatkan limbah organik kopi sebagai bahan pengisian biopori.
Melalui program ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air hujan dan sampah organik semakin meningkat. Dengan penerapan biopori secara luas, Malino diharapkan menjadi wilayah yang lebih bersih, bebas genangan, dan ramah lingkungan.