NusantaraInsight, Parepare — Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Luar Biasa (SLB) Wilayah 3 melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi pendidikan vokasional tata busana pada hari Selasa hingga Rabu, 27-28 Februari 2024
MKKS wilayah 3 yang meliputi Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Pinrang, Sidrap dan Enrekang itu memilih SLBN 1 Parepare sebagai pelaksana kegiatan.
Ketua Panitia Pelaksana Marwan, S.Pdi dalam keterangannya kepada media, Selasa (27/2/2024) menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dan peserta kurang lebih 60 orang.
Lanjut Marwan menyampaikan bahwa kegiatan ini bekerjasama dengan UPTD BLK Kota Parepare.
“Tempat dan instrukturnya dari BLK sehingga materi yang dipaparkan oleh instruktur betul-betul sesuai dengan kebutuhan para guru,” singkatnya.
Senada dengan itu, Kepala SLBN 1 Parepare Faisal Syarif, S.Pd.,M.Kes yang juga Ketua MKKS SLB Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa kegiatan ini mendukung hadirnya lembaga sertifikasi LSP-P1 yang khusus ketata busanaan.
“Lembaga ini dibentuk oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) yang berkantor di SLBN 1 Makassar yang gunanya untuk melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi pendidikan vokasional tata busana,” ungkapnya.
“Ini adalah tindak lanjut dari kegiatan ini diharapkan para guru dan peserta, agar dapat mengimbaskan ilmunya kepada siswa. Sehingga siswa yg dibina nantinya diharapkan mendapat sertifikasi keahlian tata busana oleh lembaga (LSP-P1) tersebut,” papar Faizal.
“Lebih lanjut diharapkan kegiatan ini dapat mengisi kekurangan tenaga pendidik pada SLB khususnya, mata pelajaran keterampilan,” tukasnya lagi.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah 8 dan yang hadir dalam pembukaan adalah kepala BLK Kota Parepare.
Sementara itu Ketua MKKS wilayah 3 Mahyuddin, S.Pd disela-sela pembukaan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada phak SLBN 1 Parepare yang mampu membangun kerjasama dengan BLK mengingat sarana prasarana yang dimiliki oleh SLB pada umumnya masih sangat terbatas.
“Dengan hadirnya BLK di tengah-tengah kita mampu memberikan layanan sesuai dengan prosedur seperti tempat pelatihan tata busana dimana setiap sekolah dibekali masing-masing 1 mesin jahit yang modern sehingga para peserta dapat belajar secara langsung dengan baik,” ucapnya.
“Pesan yang disampaikan oleh kepala SLBN 1 Parepare bahwa kegiatan ini jangan berhenti setelah selesainya kegiatan ini,” sambungnya.
“Tapi ini dapat di follow up bersama dengan Kepsek termasuk jika di sekolah belum memiliki alat mesin jahit bisa mengadakan dengan menggunakan dana sekolah karena itu tidak melanggar sepanjang menjadi kebutuhan peserta didik,” pungkasnya.

br






br






