Kritik Lewat Tulisan Harus Kuat dan Argumentatif

Tulisan
Praktisi mengajar di FIB Unhas

“Kalau kita uraikan aspek “mengapa” dan “bagaimana”, maka bukan saja kita memberikan kejelasan informasi, tapi tulisan kita juga mengandung edukasi dan serta memberi inspirasi bagi pembaca,” imbuhnya.

Rusdin Tompo, yang bukan cuma penulis tapi juga editor buku melanjutkan, jangan berasumsi bahwa pembaca sudah tahu atau pasti tahu. Dengan begitu, kita akan memberi penjelasan pada kata-kata dan istilah yang terlalu teknis, bahasa asing dan bahasa daerah, juga diksi dan kosakata baru. Penjelasan diperlukan pula agar satu frasa tidak dimaknai berbeda. Selain itu, untuk memberikan gambaran atau impresi tertentu, juga bila terkait teori tertentu agar pembaca awam lebih memahami tulisan kita.

Dalam pertemuan itu, mahasiswa diberikan challenges untuk menulis apa yang mereka ingin sampaikan. Meski tantangan ini terkesan mendadak, tapi mereka bisa menulis dan hasil tulisannya kemudian dibacakan dan diberi masukan.

Pammuda di akhir pertemuan mengingatkan kembali pentingnya mahasiswa menulis. Katanya, bila nanti ada di antara mahasiswa yang mempublikasikan tulisannya, itu bisa jadi pertanda keberhasilan kelas kolaborasi ini. (*)

BACA JUGA:  PGRI Torut Gelar Konferensi Kabupaten, Ini Pesan Wakil Ketua PGRI Sulsel Dr Basri Saat Pembukaan