NusantaraInsight, Makassar — Cabang-cabang PGRI se-Kabupaten Sinjai sudah mulai satu persatu menggelar konferensi cabang. Cabang pertama yang menggelar konferensi adalah PGRI Sinjai Selatan.
Prosesi konferensi digelar Sabtu 23 Agustus 2023 dan sukses memilih ketua dan pengurus baru periode 2025-2030. Terpilih sebagai ketua secara aklamasi adalah Firman, S.Pd,M.Pd.
Adapun pengurus harian PGRI Cabang Sinjai Selatan yang terpilih dalam konferensi cabang sebagai berikut:
Ketua : Firman, S.Pd,M.Pd
Wakil Ketua 1 :Dirham, S.Pd
Wakil Ketua II : Mansur, S.Pd, M.Pd
Sekretaris: Muh Ardi Settare, S.Pd
Wakil Sekretaris :Agus, S.Pd,Gr
Bendahara : Ermawati, S.Pd.
Ketua PGRI Kabupaten Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, S.Sos, M.Si dalam sambutannya berharap peserta konferensi tetap bersatu, solid dan tidak ada titipan dalam proses konferensi diterapkan secara demokrasi
Bagi anggota PGRI yang mampu dan profesional mengembangkan dan membesarkan organisasi profesi ini silahkan maju jadi ketua.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pengurus ranting yang telah hadir karena cabang tidak ada apa apa kalau tidak ada ranting yang menjadi garda terdepan menggerakkan dan membesarkan organisasi.
Pada kesempatan itu dia juga menegaskan kalau guru bukan hanya sekedar mengajar tapi guru adalah penggerak peradaban.
PGRI katanya adalah rumah besar bagi anggota sehingga para guru harus lebih maju, hebat dan senantiasa memberi keteladanan dan membangun semangat.
Andi Jefrianto juga mengutip pesan utama dari Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan mengatakan, “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Pesan ini menekankan pentingnya peran guru sebagai teladan, pembimbing, dan pemberi dorongan bagi siswa.
Filosofi tersebut memberi isyarat kalau sosok guru bukan hanya hadir di kelas tetapi guru harus hadir di hati murid.
Dia juga mengajak para anggota dan pengurus PGRI menguatkan solidaritas, tingkatkan profesional dan memperjuangkan kesejahteraan serta berperan penting menghasilkan pendidikan bermutu.
Guru kedepan katanya diperhadapkan dengan tantangan termasuk isu pergantian pemerintahan yang menuntut para guru lebih fleksibel dan kreatif, bukan hanya mengajar tetapi fasilitator.
Tantangan kedua adalah digitalisasi pendidikan yang juga menuntut para guru harus senantiasa beradaptasi dengan dunia digital serta ketiga adalah kesejahteraan para guru.
PGRI bukan hanya profesional tapi berakhlak mulia, solid dan kompak serta bersatu. Jadikan PGRI pusat pengembangan kompetensi guru, mitra pemerintah dan pelindung profesi guru yang tangguh, katanya.