Lanjutnya lagi, pihak Disnaker akan memberikan bantuan berupa alat yang akan digunakan. Bantuan tersebut nantinya akan dikontrol tiap 3 bulan, apakah tetap berkesinambungan atau tidak. Disarankan untuk merancang sebaik mungkin sistemnya.
Sebab, dia khawatir kalau tidak membuat perencanaan dan sistem yang baik, akan berpotensi terjadinya perpecahan dalam kelompok. Hal itu sesuai pengalaman-pengalaman sebelumnya. Perpecahan dalam kelompok ini biasanya terjadi akibat ada beberapa oknum yang memonopoli alat yang diberikan oleh Disnaker.
“Perlu nanti menjaga baik-baik alat atau bantuan yang akan diberikan setelah pelatihan,” pesan Baharuddin.
Sepulang dari Disnaker Kota Makassar, pengurus Bunda Pustaka berembuk kembali di Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong, Jl Borong Raya No 8, Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala. Diskusi singkat ini membahas mengenai jenis pelatihan apa yang akan mereka sepakati untuk dijalankan bersama-sama nantinya. Juga bagaimana sistem pembagian hasil dan sebagainya. Tentu saja, ini merupakan cita-cita dari Bunda Pustaka, yang punya impian menjadi ibu-ibu produktif. (*)