NusantaraInsight, Makassar — Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Makassar Dr. Pantja Nur Wahidin, S.Pd.,M.Pd membuka Konferensi PGRI Cabang Rappocini, Rabu (15/10/2025) di Hotel LYNT Makassar.
Mengangkat tema “Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas” Konferensi ini digelar untuk memilih kepengurusan baru untuk periode 2025-2030
Dr. Pantja Nur Wahidin dalam sambutannya menyampaikan bahwa Konferensi Cabang PGRI Rappocini ini, merupakan konferensi ketiga yang digelar oleh PGRI Kota Makassar.
“Sebelumnya kita telah menggelar konferensi Cabang Manggala, Cabang Tallo dan sekarang kita melakukan konferensi cabang PGRI Rappocini,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan tentang tema yang menurutnya sangat menarik yaitu terkait transformasi.
“Kita kenal bahwa transformasi merujuk pada proses perubahan atau perpindahan dari satu bentuk, struktur, atau sifat menjadi bentuk, struktur, atau sifat yang berbeda secara mendalam dan menyeluruh. Bisa juga transformasi berarti adalah perpindahan kepengurusan dari suatu periode ke periode lainnya. Transformasi itu menyangkut nilai atau value, di suatu organisasi,” ulasnya.
Lebih tegas, Dr. Pantja mengingatkan tentang tiga rekomendasi dari PGRI Kota Makassar yang harus dijalankan oleh PGRI Cabang.
“Rekomendasi yang pertama adalah, bagaimana PGRI cabang untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah Kota Makassar yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kota Makassar. PGRI harus menjadi mitra strategis bagi Pemerintah Kota Makassar,” ungkapnya.
“Rekomendasi kedua adalah tentang database keanggotaan yang valid. Ini sangat penting untuk platform data base keanggotaan yang mengedepankan prinsip yang akuntabel dan transparan. Jadi setiap anggota dapat mengetahui data keanggotaannya,” beber Dr. Pantja yang juga Ketua APKS Sulsel ini.
“Rekomendasi ketiga adalah, PGRI akan melaksanakan kegiatan berbasis anggota. Seperti pengembangan kompetensi dan membangun kemitraan, baik itu dengan Bank Sulselbar, BBPMP, BBGTK, UPT Pendidikan dan juga lembaga lainnya,” terangnya.
Dr. Pantja juga menyinggung tentang salah satu tujuan utama sebagai bangsa dan bernegara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kita kenal, Soekarno, Muhammad Hatta, Sudirman, H.O.S Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari adalah semua adalah guru. Mereka adalah pahlawan yang bukan saja memperjuangkan kemerdekaan dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan dan tentu merdeka dari penjajahan,” tambahnya.
“Untuk itu mari kita, menyukseskan Konferensi Cabang Rappocini, karena guru bukan saja sebagai pendidik akan tetapi juga sebagai lentera bangsa,” pungkasnya.