DOMI TERTUTUP
Kali ini ada pertandingan yang banyak peminatnya setelah Sepak bola ditiadakan.
Hampir semua ‘petinggi’ PWI di Provinsi ikut jadi atlitnya. Tak heran, ketika Pembukaan pertandingan, ada dua ratusan peserta Porwanas ngumpul di tempat ini, bertepatan Pembukaan Porwanas. Belum terhitung lokasi lainnnya. Padahal, domino hanya butuh 3 orang minimal. Yaitu, kelas berpasangan dan perseorangan. Hanya saja, ada yang menantang. Yaitu, Domino tertutup. Ini juga butuh 3 orang. Berarti 6 orang tiap PWI Provinsi.
Di domino, mendaftar 28 kontingen Peserta. Jadi akumulasinya, 168 atlit. Belum termasuk puluhan Panitia yang wajib melayani dan mengawasi pelanggaran di tiap meja pertandingan. Juga, banyaknya supporter. Tak heran kalau pedagang baju dan asongan keliling ikut membaur menjajal rejeki.
Domino tertutup versi orang Banjar ini memang menarik karena membutuhkan daya ingat yang super. Masalahnya, tiap kartu dari dua ujung yang dibuang pemain sama dengan kartu yang sudah turun sebelumnya, dikumpul dan ditutup termasuk kartu double. Yang selalu tampil, minimal hanya satu kartu.
( Panitia siapkan video tutorialnya).
Terkait permainan ini, rombongam saya dari Sulsel merasa beruntung karena disambut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Selatan, Prof Dr Ahmad Alim Bahri, Msi yang juga Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Ulam), di rujabnya.
Usai dijamu pak Rektor yang juga Ketua HIKMA Enrekang di Kasel, dengan penuh persaudaraan ini, saya dan beberapa teman sengaja membiarkan teman lainnya diantar panitia ke Hotel 88 di pusat kota ‘Seribu sungai’. Alasannya, saya, Muhammad Yusuf dan Afriansyah Bandoe (Abe) harus tahu dan bisa main aturan domino tertutup yang dihelat Porwanas.
Percaya tidak, 65 persen Penduduk Kalsel, asal Sulsel. Tak heran kalau Persatuan Olahraga Domino (PORDI) Kalsel juga orang Selayar, Sulsel. Namanya, H.Arifuddin. Hebatnya, istri pak Ketuapun ikut jadi Yuri di kepanitiaan Porwanas XIV ini.
“Kami bersilaturahmi biasanya lewat permainan yang sangat menguras energi ini”, tutur pak haji, sang Ketua Domino yang ramah ini di sela permainan kami.
Domino ini susah juga, tapi apa boleh buat. Teman yang main di domino terbuka, hampir setiap saat di lobby hotel latihan bersama. Beda tertutup, susah mencukupkan satu meja, apalagi kurang diminati.
Yang rajin latihan Domino kelas perorangan terbuka, Dirut Harian Rakyat Sulsel, Imran Umar. Sayangnya, dia merupakan atlit ganda di Bulutangkis. Mungkin lagi ‘kecapean’ usai bertanding, membuatnya tersingkir setelah 3 kali main di putaran 16 besar dalam pengumpulan poin.