TITIEK PUSPA DAN HIDUP YANG JENAKA

Titiek Puspa

Ketiga lagu ini menunjukkan kepiawaian Titiek Puspa dalam menciptakan karya yang tidak hanya enak didengar, tetapi juga memiliki makna mendalam dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

-000-

Dalam hidup yang penuh kerut dahi ini, seringkali kita menyamakan keseriusan dengan kedalaman. Seakan-akan, semakin muram wajah seseorang, semakin dalam jiwanya.

Padahal, tidak jarang, justru di balik tawa yang meledak dan canda yang ringan, tersembunyi jiwa yang paling tahan uji.

Hidup riang dan jenaka bukanlah bentuk pengingkaran terhadap luka dan kenyataan. Ia adalah bentuk tertinggi dari penerimaan.

Orang yang mampu menari di tengah badai, tersenyum saat hatinya retak, dan bercanda tanpa menyembunyikan air mata—itulah sosok yang telah menaklukkan penderitaan, bukan lari darinya.

Dalam psikologi positif, humor adalah mekanisme pertahanan jiwa yang paling matang. Ia tak hanya meredakan stres, tapi memperkuat relasi sosial, memberi jarak pada trauma.

Ia membantu seseorang melihat dunia dengan mata yang jernih.

Sementara filsafat Stoik mengajarkan amor fati—mencintai takdir. Tapi humor mengajarkan kita untuk menertawakan takdir, bukan dengan mengejek, melainkan dengan memeluk misterinya.

BACA JUGA:  Alam Sekadar Alat Pemuas Hasrat

Tertawa itu cara jiwa bernapas. Dalam hidup yang tak bisa selalu kita kendalikan, jenaka menjadi ruang jeda. Sejenak kita mengendurkan ikatan, memberi makna baru pada yang tampak sia-sia.

Bukan, ini bukan hidup yang dangkal. Justru hanya jiwa yang dalam yang mampu menyederhanakan beban menjadi tarian, dan luka menjadi lelucon. Sebab ia tahu, hidup terlalu berharga jika hanya dihabiskan untuk bersedih.

Dan pada akhirnya, siapa pun yang bisa tertawa meski dunia sedang runtuh di sekelilingnya, bukan hanya bertahan, ia telah menang.

-000-

Di tengah derasnya arus musik digital dan budaya populer yang sering kali mengangkat tema kesedihan atau pemberontakan, karya Titiek Puspa tetap relevan.

Lagu-lagunya mengingatkan kita hidup tak selalu harus serius atau penuh drama. Generasi masa kini dapat belajar dari cara Titiek Puspa menyampaikan pesan sederhana dengan irama ceria.

Kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil, seperti menari, tersenyum, atau bahkan menertawakan diri sendiri. Dalam dunia yang semakin kompleks, musiknya menjadi oasis yang menawarkan pelarian sehat sekaligus refleksi ringan.

BACA JUGA:  Wakabid Hukum & Advokasi IPM-SBT Minta Masyarakat di SBT tidak Terpengaruh dengan Konflik Pilkada.

Titiek Puspa mengajarkan kita jenaka bukanlah pelarian dari realitas, melainkan cara paling lembut untuk memeluknya.

Ia merangkai cinta yang repot, rindu yang kikuk, dan duka yang muram ke dalam lagu-lagu yang mengundang senyum.