Testimoni Ikhsan S. Jusuf Saloko atas Buku Maharku: Pedang dan Kain Kafan

Maharku
Ikhsan S. Jusuf Saloko (Lawyer - Penulis)

NusantaraInsight, Jakarta — Hari ini saya, menuntaskan membaca buku Maharku: Pedang dan Kain Kafan karya sahabat saya, Rahman Rumaday. Membaca buku ini bukan sekadar menikmati alur cerita, tetapi mengalami kembali gelombang emosi yang begitu personal dan mendalam. Air mata tak bisa dihindari, bukan hanya karena kedekatan saya dengan penulisnya, tetapi karena kejujuran dan kedalaman kisah yang diungkap dalam novel ini.

Buku ini bukan nyanyian imajinasi atau halusinasi seperti banyak roman populer lainnya. Ia hadir sebagai novel empiris, lahir dari pengalaman nyata yang dialami dan dihayati, menjadikannya otentik dan menyentuh relung batin pembaca. Maharku: Pedang dan Kain Kafan adalah sebuah romantika cinta dalam balutan semangat dakwah: bukan cinta yang dangkal, tetapi cinta yang bersandar pada nilai-nilai filosofis yang kokoh dan tak terbantahkan.

Novel ini langka, dan karenanya sangat penting dibaca oleh generasi milenial hari ini. Di tengah arus besar budaya instan dan cinta yang dipermainkan, buku ini menjadi suluh: menuntun kita agar tetap teguh memperjuangkan keyakinan yang dilandasi kebenaran, bahkan ketika cinta menjadi taruhannya.

BACA JUGA:  IDUL QURBAN, KORUPSI DAN ARSIP

Saya percaya, Maharku: Pedang dan Kain Kafan sangat layak untuk diangkat ke layar lebar. Visualisasi dari kisah ini akan membuat pesan-pesan besarnya lebih mudah diakses oleh publik yang lebih luas, sekaligus menanamkan nilai-nilai perjuangan dan cinta yang benar kepada generasi muda.

Akan menjadi sesuatu yang sangat menarik—bahkan monumental—jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berani menjadi sponsor film ini. Bukan hanya karena nilai-nilai dakwah yang sejalan, tetapi karena ada satu adegan mengharukan dalam buku ini: sang pengantin perempuan dengan misterius meminta agar namanya dan nama pengantin pria, diukir di atas sebilah pedang, di tengahnya ada logo PKS. Simbol yang begitu kuat dan sarat makna.

Saya ucapkan selamat kepada Rahman Rumaday atas karya yang jujur, dalam, dan penuh nyawa ini. Maharku: Pedang dan Kain Kafan bukan hanya kisah cinta, tapi juga testament perjuangan. Dan saya bersyukur menjadi saksi dari lahirnya karya penting ini.

Jakarta, 3 Mei 2025
*Ikhsan S. Jusuf Saloko*
(Lawyer – Penulis)