Stabil: Peringkat Kredit Indonesa

Kredit
Gedung Kemenkeu

“Indonesia bagus, nanti indikatornya kita sampaikan. PMI kita bagus, neraca perdagangan kita juga bagus. Jadi kita bisa sampaikan nanti ya,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).

Dikutif dari akun Instagram @smindrawati, Rabu (19/03) lalu, neraca perdagangan Indonesia surplus 58 bulan berturut-turut. Pada Februari 2025, neraca perdagangan Indonesia meraih surplus USD3,12 miliar, melanjutkan tren surplus yang sudah dimulai sejak Mei 2020.

Secara kumulatif, periode Januari – Februari 2025 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD6,61 miliar, naik USD3,78 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor konsisten tumbuh, pada bulan Februari mencapai tingkat 9,16% yoy. Sektor pertanian dan manufaktur tumbuh paling tinggi secara berurutan. Impor terjaga, fokus untuk mendukung kegiatan industri. Pertumbuhan barang modal dan bahan baku menunjukkan produksi dan investasi tetap kuat.

Tren positif yang sama juga tercermin dari PMI Indonesia yang berhasil rebound ke zona ekspansif. Pada Februari 2025 berada di level tertinggi secara global setelah India, yaitu mencapai 53,6. Pertumbuhan Manufaktur didorong oleh lonjakan permintaan baru, sehingga merangsang aktivitas produksi dalam negeri.

BACA JUGA:  Hujan Semalam, Banjirnya Seharian! Warga Minta Pemerintah Cepat Bertindak

Berbagai indikator positif ini mencerminkan kestabilan dan ketahanan ekonomi kita yang tetap solid, serta menjadi modal yang baik untuk terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dari indeks PMI, Manufacktur Indonesia tercatat naik 1,7 poin pada Februari 2025. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Februari 2025, dengan nilai mencapai US$ 3,12 miliar.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar (dalam Siaran Pers SP 54/GKPB/OJK/III/2025 tanggal 21 Maret 2025) menyatakan bahwa hasil tinjauan berkala Moody’s yang menegaskan kesesuaian _Sovereign Credit Rating_ (SCR) Republik Indonesia pada level Baa2 dengan _outlook_ stabil mencerminkan keyakinan global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa kebijakan yang kita jalankan secara konsisten mampu menjaga stabilitas di tengah dinamika global. Kami berharap hasil tinjauan berkala Moody’s ini semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek Indonesia,” kata Mahendra.

Untuk terus memperkuat stabilitas sektor keuangan, OJK terus menjalankan program prioritas tahun 2025. Yaitu terus memastikan keuangan yang sehat, inklusif, dan berdaya saing untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.