Satu hal, kata Pak ecip dalam acara peluncuran buku itu, sebelum Muh. Akbar meraih jabatan akademik tertinggi, Profesor, puluhan tahun silam pada barang yang lupa dibawa oleh Akbar, Pak ecip sudah menulis Prof.Dr. Itu pun diakui Muh. Akbar usai acara peluncuran buku.
Usai acara peluncuran, salah seorang junior Pak ecip, M.Dahlan Abubakar menyerahkan empat buku karyanya, yakni “A.Amiruddin, Nakhoda dari Timur: (edisi revisi), “Lorong Waktu (autobiografi), “Satu Abad PSM Mengukir Sejarah” (ditulis bersama Andi Widya Syadzwina), dan “Apa dan Siapa Kru ‘identitas’ (ditulis bersama Nur Ainun Afiah) diserahkan bersama dengan Dr.Ahmad Bahar, ST, M.Si. (Ketua Penyunting ‘identitas’ Unhas/Kabid Promosi Unhas) yang hadir redaktur pelaksana ‘identitas’ Muhammad Nur Ilham.
Pak ecip yang menamatkan Pendidikan Sarjana di FISIP UI, meraih doktor bidang Ilmu Komunikasi dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan di tahun 1991. Hingga kini telah menelurkan 16 buku karya jurnalistik dan ilmiah, sert a 10 buku karya sastra. Pak ecip mengawali karier jurnalistik pada banyak harian terkemuka di negeri ini. Dikenal juga sebagai wartawan Harian Kami, Pak ecip melanglang buana dan singgah pada banyak media massa, di antaranya Majalah Tempo, Majalah Panji, dan harian Republika.
Berdasarkan catatan www,kpi.go.id. Pak ecip pernah menjabat wakil ketua KPI Pusat periode pertama. Selain mengajar di Unhas, juga di Universitas Indonesia dan menulis pada banyak halaman opini.
Pengalaman-pengalaman itu menempatkan ecip sebagai koordinator bidang Kelembagaan KPI Pusat periode 2007-2010. (mda).







br






