Namun beberapa bulan kemudian, kapal itu sudah kembali ke “habitatnya”, laut.
Gempa dahsyat menjelang magrib itu sebenarnya diawali peringatan gempa awal pada pukul 15.00 Wita dengan kekuatan 6,0 SR.
Tiga jam kemudian barulah gempa dahsyat itu memorak-porandakan bangunan di Palu dan sekitarnya.
Tetapi 53 menit kemudian, tepatnya pada pukul 18.45.25 Wita, Tuhan masih mengirimkan cobaan lagi. Gempa susulan terjadi dengan kekuatan 6,1 SR.
Soal jumlah korban banyak pihak memberikan angka yang bervariasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut angka 2.045 tewas yang dirilis pada tanggal 10 Oktober 2018.
Satgas Gempa Tsunami Sulawesi Tengah sendiri mencatat angka yang jauh lebih kecil, 925 orang tewas. Sementara catatan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencatat 1.203 orang tewas. Selain mereka yang tewas, tercatat 632 luka-luka, sekitar 100 orang dinyatakan hilang. Sekitar 66.390 rumah dan bangunan hancur dan 16.732 penduduk mengungsi. (Bersambung).