TACTICAL PAUSE” ISRAEL DI GAZA: HARAPAN PALSU ?

Banyak warga Gaza juga kesulitan mengakses lokasi distribusi bantuan karena:
• Reruntuhan dan infrastruktur hancur yang memutus akses jalan.
• Ancaman keamanan akibat pertempuran di luar jalur jeda.
• Kurangnya transportasi di tengah kelangkaan bahan bakar.

Reaksi Dunia Internasional

Kebijakan “tactical pause” disambut dengan reaksi beragam dari komunitas internasional.

• PBB dan organisasi kemanusiaan menilai langkah ini sebagai “kemajuan kecil” namun tidak cukup signifikan.
“Kita tidak bisa mengatasi krisis kemanusiaan sebesar ini hanya dengan setetes air di lautan,” kata seorang pejabat senior WHO.

• Amerika Serikat dan Uni Eropa memuji langkah tersebut sebagai awal positif, namun tetap menekan Israel untuk memperluas akses bantuan tanpa hambatan militer.

• Negara-negara Arab seperti Mesir, Qatar, dan Yordania menilai jeda ini hanya taktik politik untuk meredam tekanan internasional, tanpa komitmen nyata menghentikan penderitaan rakyat Gaza.

Bahkan beberapa negara mulai menempuh langkah tambahan, seperti penerjunan bantuan udara, yang dilakukan oleh Yordania dan Uni Emirat Arab. Namun, metode ini pun dinilai tidak efektif karena distribusinya sering kali tidak merata dan menimbulkan risiko keselamatan bagi warga sipil.

BACA JUGA:  Surat Buat Kapolri: Ketika “Restorative Justice” Diabaikan, Badai NTB pun Ditahan

Keterbatasan dan Tantangan di Lapangan

Meskipun terdengar menjanjikan, kenyataan dari “tactical pause” di Gaza jauh dari harapan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:

1. Volume Bantuan yang Minim
Bantuan yang masuk hanya mencakup sebagian kecil dari kebutuhan. Banyak truk tertahan di perbatasan karena prosedur pemeriksaan yang berlapis dari pihak Israel.

2. Ketidakpastian Keamanan
Meski ada jeda kemanusiaan di jalur tertentu, pertempuran masih berlangsung di wilayah lain, menciptakan rasa takut di kalangan warga Gaza untuk keluar rumah demi mengambil bantuan.

3. Distribusi Tidak Merata
Bantuan yang masuk lebih banyak terkonsentrasi di wilayah tengah Gaza, sementara wilayah utara dan selatan masih mengalami kesulitan akses.

4. Krisis Energi dan Infrastruktur
Tanpa listrik dan bahan bakar, banyak rumah sakit tidak dapat menyimpan obat-obatan atau mengoperasikan alat medis penting.

5. Keterlibatan Terbatas Organisasi Kemanusiaan

Beberapa organisasi internasional masih sulit menjangkau area tertentu karena kendala izin dari militer Israel.

Dampak Nyata di Lapangan

Meskipun penuh keterbatasan, “tactical pause” memberikan sedikit ruang napas bagi warga Gaza.

BACA JUGA:  Realisasi APBN April 2025

• Beberapa rumah sakit melaporkan masuknya pasokan medis darurat yang memungkinkan mereka melakukan operasi penyelamatan jiwa.
• Beberapa keluarga berhasil mendapatkan makanan dan air bersih setelah berhari-hari hanya bertahan dengan sisa-sisa persediaan.
• Anak-anak yang mengalami malnutrisi parah mulai mendapatkan bantuan gizi, meskipun jumlahnya masih jauh dari cukup.