SECANGKIR KOPI PERLAWANAN UNTUK PALESTINA

Sama seperti ketika di Turki dan Malaysia muncul baju, pin, dan poster bertuliskan “Free Palestine” di tempat publik. Kini di Indonesia, para barista dan pemilik kedai kopi pun bisa ikut berperan.
Bayangkan jika ribuan kedai kopi dari Sabang sampai Merauke serempak mengganti Americano jadi Palestino.

Bayangkan jika setiap kedai menyisipkan kutipan tentang kemerdekaan Palestina di struk pembelian. Bayangkan jika tempat yang biasanya jadi tempat nongkrong santai, berubah jadi tempat tumbuhnya kesadaran.

Bukan Sentimen Anti-Amerika, Tapi Pro-Kemanusiaan

Sebagian mungkin bertanya: “Apakah ini bentuk kebencian terhadap Amerika?” Tidak. Ini bukan kebencian, ini peringatan. Bahwa dukungan membabi buta Amerika terhadap penjajah harus dikritik. Bahwa kita tak bisa netral di antara penjajah dan yang dijajah.

Mengganti Americano menjadi Palestino bukan anti-Amerika. Tapi ia adalah pro-kemanusiaan. Ia adalah pesan kecil namun jelas: kami memilih untuk berpihak. Dan keberpihakan adalah inti dari moralitas.

Gerakan Kecil, Dampak Besar

Gerakan ini mungkin tampak kecil — sekadar mengganti nama. Tapi bukankah sejarah telah mengajarkan bahwa revolusi besar sering dimulai dari hal-hal sederhana? Dari pamflet, dari poster, dari lagu rakyat, dari puisi, dari mural. Dan sekarang, dari menu kopi.

BACA JUGA:  Strategi “Pasir Hisap” Israel

Semakin banyak orang yang mengganti nama itu, semakin besar kesadaran yang tercipta. Semakin sering nama “Palestino” disebut di bibir, semakin sering nama Palestina masuk ke hati. Dan siapa tahu, dari secangkir kecil itu, lahir gelombang besar perubahan.

Secangkir Kopi, Secercah Harapan

Akhirnya, gerakan ini bukan sekadar soal kopi. Ini soal nurani. Ini soal menolak diam di tengah penjajahan. Ini tentang mengingat bahwa perjuangan Palestina bukan hanya perjuangan orang Arab, bukan hanya perjuangan Muslim, tapi perjuangan manusia — untuk membela hidup, kebebasan, dan martabat.

Jadi, lain kali Anda masuk ke sebuah kedai dan melihat menu bertuliskan “Kopi Palestino”, jangan anggap itu remeh. Itu adalah bagian dari perlawanan. Itu adalah bagian dari doa. Itu adalah bagian dari keberpihakan.
Karena di zaman seperti ini, bahkan secangkir kopi pun bisa menjadi bentuk perjuangan.

Siapa sangka suatu ketika kelak Kopi Palestino akan mendunia yang diinisiasi 7 deklator : 7 deklarator Kopi Palestino: Fadly Padi, Sudirman Numba, Muliadi Saleh, Acmadi Kamaruddin, Edy Kamal, Camat Manggala, Aslam Katutu.

BACA JUGA:  Sagu: Ingatan Kolektif Pulang ke Akar

27 Juli 2025