Sedangkan untuk standar garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke atas yang sebesar US$ 8,30 berdasarkan PPP 2021, maka jumlah orang miskin di Kawasan Asia Timur dan Pasifik menjadi 679,2 juta jiwa per Juni 2025 dari sebelumnya 584,2 juta jiwa.
Case Data Tahun 2022
Pergeseran ini bukan semata inflasi, melainkan penyesuaian menyeluruh terhadap standar hidup minimum, berdasarkan data pembanding internasional tahun 2021. Hasilnya, angka kemiskinan global (US$ 3,00 ) untuk tahun 2022 direvisi naik dari 713 juta menjadi 838 juta jiwa (lihat Tabel dalam CNBC Indonesia, 11 June 2023).
Sebagian besar lonjakan ini datang dari Sub-Sahara Afrika. Kawasan tersebut kini menyumbang dua per tiga dari seluruh ekstrem miskin dunia, dengan 45,5% penduduk hidup di bawag US$3,00 per hari. Bahkan, pada ambang US$8,30 standar hidup negara menengah atas 88% masyarakatnya masuk kategori miskin.
Pergeseran metodologi ini menyoroti fakta bahwa data kemiskinan bukan entitas statis, melainkan hasil dari cara pandang. Dengan PPP 2021, garis US$3,00 dianggap lebih representatif terhadap kebutuhan dasar minimum di negara-negara berpenghasilan rendah.
Secara global, kemiskinan ekstrem kini diperkirakan hanya akan turun dari 10,5% pada 2022 menjadi 9,9% pada 2025. Perlambatan ini mencerminkan realitas bahwa tanpa perbaikan struktural di kawasan paling tertinggal terutama Afrika target penghapusan kemiskinan pada 2030 tidak hanya jauh, tetapi nyaris utopis.
Hampir separuh penduduk dunia masih hidup di bawah pengeluaran US$8,30 per hari atau sekitar Rp 134.995. Artinya, kemiskinan dalam dimensi lebih luas akses terhadap pendidikan berkualitas, air bersih, atau ruang hidup yang layak masih menjadi masalah global, bahkan di luar definisi “ekstrem” sekalipun.
Bagaimana dengan Indonesia?
Untuk Indonesia, Bank Dunia mengkategorikannya sebagai negara berpendapatan menengah atas sejak 2023 setelah mencapai gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto sebesar US$ 4.580 per kapita.
Perubahan atas acuan tersebut turut membuat jumlah penduduk miskin Indonesia meningkat drastis. Sebelumnya pada laporan Poverty & Equity Brief edisi April 2025, Bank Dunia mencatat persentase penduduk miskin RI mencapai 60,3% dari total populasi pada 2024.
Sedangkan kini, berdasarkan data Poverty and Inequality Platform Bank Dunia, bila menggunakan perhitungan PPP 2021 dengan standar garis kemiskinan negara berpendapatan menengah ke atas US$ 8,30, maka persentase penduduk miskin di Indonesia melonjak ke 68,25% dari total populasi sebanyak
285,1 juta jiwa berdasarkan Susenas 2024 Badan Pusat Statistik (BPS).