Secara kuartalan (q-to-q), triwulan I-2025 dibanding triwulan IV-2024, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,98%. Kontraksi terjadi pada beberapa lapangan usaha. Kontraksi terdalam terjadi pada Jasa Pendidikan sebesar 8,45%; diikuti Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,42%; serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 6,97%.
Di sisi lain, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 9,74%; diikuti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,92%; serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,52%.
*PDB Menurut Pengeluaran*
PDB menurut pengeluaran pun menjelaskan bahwa secara year on year pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang terkontraksi sebesar 1,38%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,78%; diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,89%; Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 3,07%; dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,12%. Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut Pengeluaran) juga tumbuh sebesar 3,96%.
Ekspor (6,78%) dan Konsumsi Rumah Tangga (4,89%) mengalami pertumbuhan tinggi. Ekspor didorong oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas dan kunjungan wisatwan mancanegara. Sementara peningtakan Konsumsi Rumah Tangga didorong oleh pergeseran momen Ramadan dan Idul Fitri.
Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2025 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 54,53%; diikuti oleh komponen PMTB sebesar 28,03%; Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 22,30%; Komponen PK-P sebesar 5,88%; Komponen Perubahan Inventori sebesar 3,09%; dan Komponen PK-LNPRT sebesar 1,39%. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB Pengeluaran memiliki peran sebesar 19,74%.
Dalam struktur PDB ini, maka terlihat dengan jelas bahwa PK-RT dan PMTB merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi pada triwulan I-2025. Dengan total kontribusi sebesar 82,56%.
Ekonomi Indonesia triwulan I-2025 dibanding triwulan IV-2024 (q-to-q) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,98%. Kontraksi terjadi pada hampir semua komponen, kecuali Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 1,02% dan komponen PK-RT yang tumbuh sebesar 0,55%. Sementara itu, kontraksi terdalam terjadi pada Komponen PK-P sebesar 39,89%; diikuti oleh Komponen PMTB sebesar 7,40%; dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,11%. Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang juga terkontraksi sebesar 10,20%.