MAKIN TUA MAKIN PERJAKA

Oleh Aslam Katutu

NusantaraInsight, Makassar — Sungguh spektakuler suasana pagi Minggu, 24 Agustus 2025. Di kawasan Bukit Baruga, Antang, ribuan warga tampak tumpah ruah memenuhi jalan-jalan dengan penuh semangat dan keceriaan.

Matahari baru saja menampakkan sinarnya dari ufuk timur, cahayanya yang keemasan seolah menjadi lampu sorot alami yang menambah semarak acara. Udara segar bercampur dengan semangat optimisme dari ribuan langkah kaki yang serentak melangkah dalam irama kebersamaan.

Dentuman ritmis dan gemuruh suara drum dari kelompok Marching Band Sekolah Pelayaran Makassar membuat suasana semakin hidup. Musiknya mengalun penuh energi, seakan menjadi komando yang menyatukan langkah demi langkah peserta.

Hari itu, Bukit Baruga benar-benar bergelora, sebab sedang memperingati Hari Ulang Tahun Perjaka Bukit Baruga yang ke-9. Dan Acara HUT spektakuler ini dihadiri oleh Walikota Makassar Munafri Arifuddin dan Ibu Melinda Aksa, Ketua PKK Makassar.

Perjaka

Rangkaian acaranya sederhana, namun kaya makna. Jalan sehat sejauh lima kilometer menjadi magnet tersendiri, bukan hanya bagi warga Bukit Baruga, tetapi juga bagi masyarakat umum yang datang dari berbagai penjuru kota Makassar.

BACA JUGA:  Postur APBN Akhir Februari 2025

Dari anak-anak kecil yang berlari-lari riang, remaja yang penuh canda, hingga orang tua yang berjalan perlahan namun penuh tekad, semua menyatu dalam semangat kebersamaan.

Canda, tawa, dan obrolan ringan yang tercipta sepanjang perjalanan menjadi bukti bahwa komunitas ini berhasil menghadirkan lebih dari sekadar olahraga. Ia adalah wadah untuk memperkuat silaturahmi dan mengikat persaudaraan.

Namun, saya tidak ingin terlalu menyoroti detail perayaan ulang tahun Perjaka, karena sudah pasti banyak media yang menuliskannya. Ada hal lain yang lebih menarik dan patut direnungkan: apa sebenarnya makna di balik kata “Perjaka” itu sendiri?

Sekilas, kata Perjaka memang mengingatkan kita pada sebutan bagi lelaki muda yang masih bujang. Tetapi di Bukit Baruga, istilah ini memiliki makna yang sama sekali berbeda. Perjaka adalah singkatan dari Persatuan Pejalan Kaki, sebuah komunitas unik yang lahir dari gagasan sederhana namun visioner.

Komunitas ini diprakarsai oleh sekelompok jamaah Masjid Raya Bukit Baruga, dengan dukungan dan arahan dari Dr. dr. Abdul Rahman,SPOG yang dipercaya sebagai Dewan Syuro Perjaka.

BACA JUGA:  Pertumbuhan Ekonomi 8%: Optimisme dan Tanggung Jawab Kolektif

Beliau melihat satu fenomena menarik di kalangan jamaah: setelah shalat berjamaah selesai, para jamaah cenderung langsung pulang ke rumah masing-masing. Interaksi terbatas, silaturahmi pun sering terputus di ambang pintu masjid. Dari situlah lahir gagasan untuk menghadirkan wadah kebersamaan yang lebih cair, santai, dan sehat, yakni dengan berjalan kaki bersama.

br