
Tol Seksi III ini sebenarnya menghubungkan Kota Makassar dengan Pelabuhan Peti Kemas/Penumpang Soekarno Hatta Makassar dan Bandara Sultan Hasanuddin. Jalan Tol Layang Petta Rani berawal di Jl. Tol Reformasi bagi mereka yang berkendara dari daerah utara Pelabuhan Soekarno dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Mereka yang sudah naik ke tol dari utara baru boleh “off” (keluar) dari tol pada penurunan di dekat Kantor Patroli Jalan Raya (PJR), di sebelah utara Boulevard. Penurunan ini untuk memberi kesempatan kepada mereka yang akan berurusan dan memiliki kepentingan di kawasan Jl. Boulevard dan sekitarnya.
Penurunan kedua ada di dekat BPN Kota Makassar untuk memberi kesempatan pengguna jalan yang hendak ke sekitar daerah itu, termasuk gedung Pinisi UNM dan ke jalur yang dilalui hingga ke Sungguminasa dan sekitarnya.
Setelah itu, para pengguna jalan akan meluncur di atas jalan arteri.
Bagi mereka yang dari selatan, hanya untuk yang bertujuan ke Pelabuhan Makassar dan sekitarnya dan Bandara Sultan Hasanuddin dan se-arah dengan tujuan itu, Maros dan seterusnya. Pengendara dari arah ini dapat mengakses ke tol layang dari depan sekitar Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di sebelah barat Gedung DPRD Kota Makassar. Mereka yang dari Jl. Hertasning mau naik tol silakan memutar di selatan di depan gedung miring Telkomsel baru ke utara masuk ke “on ramp” (akses masuk ke tol) pertama itu.
Sedangkan mereka yang juga hendak ke tujuan akhir di utara sana dan muncul dari Jl.Pelita Raya tersedia “on ramp” di sini, Mohon diingat, mereka yang naik di sini hanya untuk ke Pelabuhan Makassar sekitarnya atau ke Bandara Sultan Hasanuddin dan seterusnya.
Jika melihat posisi “on-off ramp” jalan tol layang ini, tidak terbuka akses bagi mereka yang datang dari arah barat dan timur Jl. Urip Sumoharjo. Mereka ini harus masuk ke jalan arteri di kolong jalan tol, sehingga ruas jalan arteri boleh jadi tidak akan lepas dari kemacetan.
Sebab, pengguna kendaraan terpadat justru bersumber dari dua arah Jl. Urip Sumoharjo. Jika hendak masuk tol dari arah utara, mungkin tidak terdapat akses buat mereka. Lantas hajat mengurai kemacetan kendaraan di Jl. A.PP Rani di mana ?
Melihat posisi jalan tol layang kita ini, pertanyaan yang muncul adalah seberapa banyak pengguna jalan dari dan ke utara dan selatan jalan layang ini. Angkutan peti kemas yang dari selatan mungkin tidak sepadat yang dari utara yang tidak perlu masuk Petta Rani. Arus kendaraan berat yang dari arah Bandara Sultan Hasanuddin langsung ke Pelabuhan Makassar. Peti kemas impor dari Pelabuhan Makassar akan langsung memiliki akses ke timur, gudang melalui jalan tol seksi I,II, dan IV.
Jadi, kehadiran tol layang ini hanya untuk melayani kedua tujuan itu, sehingga tidak akan mengurangi kemacetan yang terjadi di jalan arteri Jl. Andi Pangerang Petta Rani sebagai akibat mengalirnya kendaraan dari arah barat dan timur Jl.Urip Sumoharjo.







br






