Kepemimpinan Selaras Rasa dan Rasio

Rasio
Pertemuan Kecil. Ki-Ka: Ocong Diesel, Mami Ayu, Penulis dan Abah Bages. Foto: Ist

Menurut Arief Yahya (www.swa.co.id 14-12-2021) sukses seorang pemimpin paripurna ditentukan oleh kemampuannya menyeimbangkan pendekatan emosional sebagai hasil dari olah rasa (bahkan olah roh) dan pendekatan rasional sebagai hasil dari oleh pikir (dan olah raga).

“ _Heart_ adalah _soft aspect_ dari kepemimpinan, sementara _head_ adalah _hard aspect_ . Karena itu, saya sering mengatakan bahwa seorang pemimpin harus membangun keseimbangan antara pendekatan seni ( _art_ ) dan pendekatan keilmuan ( _science_ ),” tegas Arief.

Oleh karena itu, konsep “lead by heart, manage by head” sangat berguna bagi para pemimpin yang ingin membangun tim yang kuat dan mencapai tujuan dengan efektif.

*Kedua, pertemuan sebagai garis semesta.*

Hal ini dapat diartikan sebagai titik temu atau persimpangan antara dua atau lebih entitas, konsep, atau ide yang berbeda, yang membentuk suatu kesatuan atau keselarasan yang lebih luas.

Bagi Ocong Diesel, konsep “pertemuan sebagai garis semesta” dapat menjadi inspirasi untuk memahami bagaimana entitas yang berbeda dapat membentuk suatu kesatuan yang harmonis dan seimbang. Jadi benar, adanya energi ini menjadikannya sebuah pertemuan!

BACA JUGA:  Kemiskinan Versi Bank Dunia

Hal ini selaras dengan Firman Allah Swt:
“Jikalau Rabb-mu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu” (QS. Hud: 118).

Apa yang menghubungkannya? Pikiran, perasaan dan spiritual (Nasrullah, September 2022 hal. 32-35).

Dibalik tindakan adalah pikiran. Dan pikiran ini tidak terlihat. Di level ini energi tercipta. Segala sesuatu dimulai dari pikiran. Inilah kode pertama. Pengendalian energi yang ada di alam dimulai dari pengendalian pikiran.

Lalu, apa yang mendasari pikiran? Jawabannya adalah perasaan. Perasaan jauh lebih kuat dari pikiran dan bahkan perasaanlah yang mengendalikannya. Ini kode kedua. Pengendalian rasa menyebabkan energi mampu terkendalikan.

Tapi kita butuh kode ketiga, yaitu spiritual. Di titik inilah pusat segala sesuatu terjadi.

Itulah magnet rezeki. Jadi, konsepnya sederhana. Manusia dengan manusia itu satu dan bisa menjadi magnet untuk menyatu. Tinggal kita perhatikan dengan seksama faktor-faktor yang membuatnya bisa menyatu.

“Pernah dalam satu kondisi, saya butuh uang. Tiba-tiba ada kawan yang menelpon memberi pinjaman,” ujar om Ocong memberi contoh kekuatan energi ini.

BACA JUGA:  Postur APBN Akhir Februari 2025

Dengan demikian, pemahaman kita terhadap kode-kode energi yang halus ini akan menyebabkan perubahan nasib yang signifikan. Makin dalam pemahamannya kita, makin halus kita merasakannya, makin dahsyat hasil perubahan yang bisa terjadi.