Dunia menyaksikan kamp pengungsi dibom, pasien dialirkan ke rumah sakit yang tak lagi punya listrik, dan distribusi makanan dihujani peluru. Di mana hati kita saat semua ini terjadi?
Kini ketika suara rudal Iran dan sistem pertahanan Iron Dome tak lagi mendominasi siaran berita, inilah momen kita bersama untuk kembali bersuara lantang: “Fokuskan kembali ke Gaza!”
Jangan biarkan Gaza menjadi latar belakang dari permainan politik global. Jangan biarkan Palestina menjadi korban dua kali: pertama dibom, kedua dilupakan.
Para pemimpin dunia, organisasi kemanusiaan, media, ulama, aktivis, dan setiap hati yang masih punya nurani: kembalilah ke Gaza. Jadikan Gaza prioritas dalam doa, dalam aksi, dalam diplomasi, dan dalam narasi. Jangan biarkan penderitaan mereka hanya menjadi koleksi data statistik. Karena mereka bukan angka. Mereka juga manusia.
Ajakan ini bukan sekadar seruan kosong. Ini adalah panggilan sejarah. Karena Gaza bukan hanya tempat, tapi simbol. Simbol dari perlawanan terhadap penjajahan, simbol dari keteguhan melawan kekejaman, dan simbol dari umat manusia yang masih bertahan di bawah tekanan paling keji.
Jika kita benar-benar ingin dunia lebih baik, maka Gaza harus diselamatkan. Bukan hanya dengan makanan dan obat-obatan, tapi dengan hak hidup yang adil, keamanan yang layak, dan pengakuan bahwa mereka adalah manusia merdeka.
Setiap kita, sekecil apa pun, punya peran:
• Aktivis bisa bersuara lebih keras.
• Pemimpin agama bisa menyerukan doa dan aksi.
• Media bisa mengangkat kembali cerita Gaza ke halaman utama.
• Masyarakat awam bisa menyumbang, menyebar informasi, dan menolak diam.
Karena diam adalah pengkhianatan terhadap nurani. Dan jika dunia terus diam, maka tak lama lagi, Gaza akan tinggal sejarah yang ditulis dengan tinta darah.
Gencatan senjata Iran dan Israel harus menjadi momen refleksi. Bahwa kekuatan sejati bukan pada seberapa keras kita membalas, tapi seberapa besar kita mampu melindungi mereka yang tak mampu membela diri. Dan Gaza, lebih dari siapa pun, butuh perlindungan itu sekarang.
Dunia boleh saja bernafas lega sejenak karena dua negara menghentikan perang, perang tidak dikuatirkan makin meluas. Tapi Gaza masih tercekik dalam penderitaan yang panjang. Mari kembali fokus ke Gaza. Karena selama Gaza masih berdarah, dunia belum benar-benar damai.
28Juni2025