Mengenang Abdi Tunggal “Assist”-nya Gol Lahir di Menit Pertama

Abdi Tunggal
Abdi Tunggal (3 dari kanan)

“Gila!,” saya membatin di tengah Stadion Mattoanging bergemuruh menyambut gol yang lahir hanya baru dua sentuhan kaki pemain PSM itu. Abdi Tunggal yang memberi umpan lambung dan Anwar Ramang yang menggetarkan jala Persib. Luar biasa.

Pertandingan final ini dihelat setahun setelah saya mengikuti Penataran Organisasi dan Manajemen Olahraga yang dilaksanakan oleh KONI Sulsel 13 s.d. 15 April 1978. Saya hadir sebagai wartawan olahraga, tetapi yang membuat berita pertandingan biasanya Pak Verdy R.Baso karena beliau selalu ikut menonton di tribun tertutup. Kalau saya tidak pernah duduk di tribun tertutup, tetapi selalu di pinggir lapangan, tidak jauh dari panitia pelaksana. Rata-rata di antara panitia itu saya kenal setelah usai penataran tahun sebelumnya.

Kenangan ini selalu mengiang di benak saya saat mendengar nama Abdi Tunggal. Posturnya yang ramping memang memudahkan dia lincah berlari di lapangan. Walaupun posisinya sebagai “winger” (pemain sayap), namun dia kerap cerdik memanfaatkan kesempatan untuk menggetarkan sendiri jala lawan.

Setahun setelah (1974) merebut Piala Soeharto, PSM menjamu Gasko Kolaka, 25 Oktober 1975. Abdi Tunggal menyumbang dua gol (menit ke-35 dan 74) kemenangan 2-0 timnya.

BACA JUGA:  Main dengan Sembilan Pemain, Timnas Indonesia U23 Ditekuk Qatar

Pada awal tahun 1978, tanggal 5 Januari tepatnya, Abdi sumbang dua gol (pada menit ke-43 dan 78) atas kemenangan 7-0 PSM terhadap Persisum Sumbawa dalam babak penyisihan divisi perserikatan. Anwar Ramang memborong 4 gol (menit ke-15, 25, 78, dan 80) dan satu gol lainnya lewat kaki Dullah Rahim dalam laga ini. Empat hari kemudian, PSM menang 3-1 atas Perseban Banjarmasin. Abdi menyumbang 1 gol pada menit ke-25.

Yang sangat spektakuler pada laga 21 Januari 1978, partai delapan besar Pool F di Stadion Utama Senayan Jakarta, melawan PSBI Blitar yang pernah dilatih Ramang, Abdi menciptakan “hattrick” (pada menit ke-12, 37, 40) saat Tim “Juku Eja” menghujani gawang PSBI 8-1. PSM memuncaki klasemen grup. Namun pada partai semifinal, PSM harus mengakui Persebaya yang kemudian menjadi kampiun pada musim kompetisi ini setelah menang 4-3 atas Persija. PSM harus puas pada peringkat IV setelah kalah dalam adu penalti 3-4 (1-1) melawan musuh bebuyutannya, PSMS Medan.

Ketika PSM berhadapan dengan PSMS dalam laga perserikatan 11 Januari 1979, Abdi berhasil mengunggulkan PSM pada menit ke-15, sebelum timnya mengalami kekalahan 1-2 atas tim “Ayam Kinantan” itu. Pertemuan kedua tim “Ayam” (Jantan dan Kinantan) ini kerap berlangsung dalam suasana panas. Dalam pertandingan ini, Medan berhasil mengalahkan PSM melalui tendangan penalti yang dilakukan Zulham Effendy pada menit ke-76 melalui titik penalti, setelah mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-38.