Penulis: Nur Intan, S.Pd (Akun media sosial: ig @nurintan_absia
Atribusi: (Guru Madrasah Aliyah PP Nurul Haq Benteng Lewo Pangkajene)
NusantaraInsight, Pangkajene — Di era digital ini, media sosial tidak hanya menjadi tempat berbagi informasi dan berinteraksi, tetapi juga menjadi cermin yang memantulkan berbagai fenomena sosial, termasuk kenakalan remaja.
Tawuran, narkoba, seks bebas, dan bullying menjadi tontonan sehari-hari yang membentuk persepsi kita tentang generasi muda. Di tengah arus informasi yang tak terbendung ini, di manakah peran pendidikan agama Islam di sekolah? Bagaimana pendidikan ini dapat menjadi benteng moral bagi para remaja yang tengah mencari jati diri di tengah gelombang modernisasi? Kenakalan remaja adalah wujud konflik yang tidak terselesaiman dengan baik pada masa remaja maupun saat anak-anak.
Disamping itu, di sekolah sangatlah diajarkan budi pekerti yang baik sebagaimana yang diajarkan pada mata pelajaran pembelajaran pendidikan agama Islam.
Kenakalan remaja sering kali merupakan manifestasi dari konflik yang tidak terselesaikan dengan baik sejak masa anak-anak hingga remaja. Di sisi lain, sekolah telah mengajarkan budi pekerti yang baik melalui mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang bertujuan membentuk karakter, moralitas, dan spiritualitas individu muslim. Namun, tantangan besar menghadang pendidikan agama Islam di era modern ini.
Banyak sekolah berusaha mengadaptasikan pendidikan agama Islam agar relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu fokusnya adalah mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam konteks kehidupan modern. Ini tidak hanya melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama, tetapi juga penerapannya dalam konteks sosial, moral, dan etika yang sesuai dengan tantangan masa kini.
Guru Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam pendidikan di sekolah. Mereka tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga harus memperbarui kurikulum agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan dinamika sosial saat ini.
Selain itu, pendidikan agama Islam menekankan pemahaman komprehensif terhadap berbagai budaya dan keyakinan. Sekolah menjadi tempat berkumpulnya siswa dengan latar belakang yang beragam, sehingga penting untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan keadilan.
Mengingat banyaknya berita negatif di media sosial seperti penganiayaan, tawuran, dan pembunuhan, pendidikan agama Islam menghadapi tantangan besar dalam mengatasi pengaruh buruk ini terhadap siswa. Hal ini menjadi dasar untuk berdiskusi terbuka dengan siswa, memberikan pemahaman mendalam tentang agama, dan memberikan contoh sikap yang mengedepankan toleransi, saling menghargai, kasih sayang, dan inklusivitas.