Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (4) Satu Malam, Bobol 4 Kantor BRI Unit

Mantan direktur BRI
Asmawi Syam menyerahkan bukunya kepada Prof.Idrus A.Paturusi.

Radi pulang dengan perasaan masygul. Bayangkan kalau camat lain juga melakukan hal yang sama. Apa yang dapat diharapkan dari mereka?

Sekembali Radi ke kantornya, tidak lama sang Camat pun giliran menuju lokasi yang disebut sebagai lokasi pemasangan pompa air.

“Pak Bupati habis dari sini, Pak,” masyarakat yang menyambut kedatangan Camat memberi tahu.
Keesokan hari, masih pagi benar, ajudan melapor.

“Pak Camat datang melapor, Pak,” ajudan memberi tahu bahwa Camat yang disambangi kemarin hendak bertemu.

Saat bertemu Radi, Camat itu menunduk lesu. Raut mukanya memerah, menampakkan penyesalan yang mendalam.

“Saya mengaku berdosa, Pak! Saya tidak pernah menyangka kalau Pak Bupati akan langsung ke lokasi. Soalnya, harus berjalan kaki sekitar tiga kilometer,” ujarnya memelas.
“Saya berjanji, Pak. Tidak akan berbuat seperti itu lagi,” dia menyambung dengan mata berkaca-kaca.

Radi tidak memarahinya karena dia sudah memarahi dirinya sendiri. Beberapa tahun kemudian, Camat itu bisa membuktikan, dirinya bisa lebih baik. Dia mampu tampil sebagai seorang camat teladan di Kabupaten Wajo.

BACA JUGA:  Miris! Kasus Bullying Kembali Terjadi di Lingkungan Satuan Pendidikan

“Biarkanlah seseorang membuktikan sendiri bahwa dia orang yang dapat dipercaya atau tidak dapat dipercaya,” begitu Pak Amir selalu berpesan kepada murid ideolismenya.

Nah, yang ini kisah Asmawi Syam. (hlm 137).

Pada tahun 1988, Asmawi mendapat promosi jabatan menjadi Pemimpin Cabang BRI di Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kebiasaannya, sebagai pemimpin cabang, dia sering turun ke lapangan, mengecek langsung situasi di kantor-kantor di bawah kewenangannya.

Suatu malam dia ingin mengecek kesiapan pengamanan di kantor unit BRI yang ada di Singaparna. Dia mengajak Unit Desa Offiser (UDO), M.Yazid, sekaligus menjadi ‘driver’ mobil.

Lewat tengah malam, Asmawi menuju ke salah satu kantor unit. Sepi. Tidak terlihat ada penjaga atau satuan pengamanan (satpam). Asmawi membongkar pintu kantor unit itu, lalu mengambil berkas-berkas yang diletakkan di atas meja. Bahkan ada uang yang diletakkan di laci tanpa dikunci. Termasuk juga beberapa alat elektronik. Asmawi boyong semua.
Dia pun beralih ke kantor unit ke-2,ke-3, dan ke-3. Semua sepi. Tidak ada satpam berjaga. Malam itu Asnawi memboyong bertumpuk-tumpuk berkas. Ada pula uang dan alat elektronik, termasuk beberapa komputer dari empat kantor unit BRI yang ‘dibobol’ itu. Malah pada salah satu ruangan kepala unit, Asmawi menemukan ada botol minuman beralkohol yang disimpan di laci meja kerjanya. Asmawi sangat geram benar malam itu.

BACA JUGA:  Badaruddin Amir dan Buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia

Pagi hari, semua kepala unit Asmawi panggil untuk rapat. Dia meminta mereka melaporkan perkembangan kinerja di kantor unit masing-masing. Semua laporannya bagus, Tidak ada masalah berarti yang dihadapi kantor unit.