Ternyata Asmawi dipasang pada perusahaan BUMN (persero) yang mengalami sakit. Bos-bos dari perusahaan BUMN itu berurusan dengan kejaksaan. Ini membuat dia sempat stres karena setiap ada perusahaan yang tidak beres, selalu diberi tugas untuk membereskannya.
Dia akhirnya melapor ke Menteri BUMN agar cukup menjadi Staf Khusus Menteri BUMN saja sebelum berlabuh sebagai Komisaris BNI berdampingan dengan Komisaris Utama (2020-2023) Agus Martowardoyo yang mantan Gubernur Bank Indonesia.
Lantaran dikenal bertangan dingin memenej lembaga keuangan, Asmawi selain sebagai Komisaris, juga ditimpali tugas sebagai Ketua Audit pada bank milik pemerintah ini.
Asmawi juga sukses memimpin organisasi profesi seperti sebagai Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Ketua Himpunan Penjaminan dan Perasuransian Milik Negara (Himppara), dan menjadi staf Khusus Menteri BUMN RI Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan menjadi ‘steering committee holding’ jasa keuangan BUMN (2019).
Atas prestasinya itu, Asmawi memperoleh penghargaan “Tokoh Sinergi BUMN” dari Kementerian BUMN di Istana Negara pada tahun 2016.
Selain jabatan-jabatan pada organisasi profesi tersebut pada banyak organisasi lain dia juga terlibat.
Ketika Pak JK menjabat Ketua Umum IKA Unhas, Asmawi pun termasuk pengurus inti. Kini dia bergabung dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat yang dipimpin Pak JK dan juga Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat dan diposisikan sebagai Ketua Bidang Bencana Nasional dan Internasional. Kehadirannya selama beberapa hari ke Makassar hingga meluangkan waktu bertemu kangen dengan para guru dan sahabatnya itu merupakan lawatannya ke Luwu untuk memberikan bantuan kepada para korban yang diterjang banjir bandang di daerah itu.
Cita-cita Asmawi menurut pengakuannya, adalah menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Unhas. Sayang, saat Kak Taslim Arifin menjabat Ketua DM Unhas dan bertepatan dengan dia Ketua Senat Fakultas Ekonomi, itu merupakan periode terakhir organisasi dewan mahasiswa di Indonesia karena dibekukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef (alm.).
Asmawi terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dalam suatu pemilihan langsung, bersaing dengan Azis Mangkona. Merupakan satu kebanggaan karena dia bisa menjadi seorang aktivis pada masa yang sangat tepat. Menjadi alumni sebuah universitas itu penting, tetapi memiliki idealisme juga jauh lebih penting. Dengan idealisme kita memiliki banyak kesempatan berpartisipasi dalam berbagai pekerjaan.
“Dan, ternyata ijazah itu hanya untuk kepentingan administratif belaka. Banyak orang yang selesai S-2 dan S-3 di luar negeri, sekembali ke tanah air justru ada yang tidak bisa berkembang.” pungkas Asmawi komentarnya bersama Prof.A.Husni Tanra dan Prof.Idrus A.Paturusi yang ternyata menghabiskan waktu 59 menit itu. (M.Dahlan Abubakar,Bersambung).







br






