Pengantar:
Jumat (10/5/2024) pagi tiba-tiba masuk pesan whatsapp dari nomor tidak bernama. Di dalam narasi yang disampaikan tertulis nama Kak Taslim Arifin. Di situ tertulis undangan makan malam bersama Asmawi Syam di Rumah Makan Kayu Bangkoa, Jl.Haji Bau Makassar, pukul 19.00 Wita, 10 Mei 2024 malam.
Saya membaca komentar yang menyertai undangan itu sampai habis. Pengirim WA menulis begini: “Asmawi Syam yang bankir itu selama kariernya, hampir tidak punya waktu yang tersisa untuk berbagai hal yang informal, dan sangat kepingin, dan rindu yang terpendam begitu dalam untuk bertemu dengan kerabatnya, seniornya, gurunya, dan teman seperjuangannya saat sebagai mahasiswa dan juga sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas pada tahun 70-an. Asmawi sebelumnya adalah Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan berbagai jabatan di pelbagai bank, dan lembaga keuangan pada tingkat nasional, dan terakhir sebagai Komisaris Bank BNI sampai dewasa ini. Hal itulah yg dia sampaikan kepada saya saat bertemu di Jakarta tanggal 6 Mei minggu lalu. Dalam kaitan itu saya sekeluarga bersama Asmawi Syam mengundang bapak dan ibu, para senior, yunior, dan kerabat seperjuangan untuk silaturahmi, makan malam bersama, serta menyambung kembali berbagai cerita yg terputus.
Atas kehadirannya saya ucapkan banyak terima kasih
Hormat kami
Taslim Arifin & Asmawi Syam”.
Meskipun informasi ini mengesankan bahwa yang mengirim pesan itu pasti orang yang sangat tahu dengan Asmawi Syam, tetapi dasar saya yang darah jurnalismenya selalu mendidih, upaya “check and re-check” pun harus ditempuh. Soalnya, pesan dengan nomor telepon tak “terdaftar” itu selalu perlakukan sama. Konfirmasi ke orang yang disebutkan di dalam pesan itu. Saya akhirnya mengontak langsung Pak Asmawi Syam. Saya memberi tahu ada undangan itu ketika telepon tersambung.
“Oh..iya.. Datang, ya!,” kata bankir yang dilahirkan 16 Agustus 1955 itu, kemudian saya menutup telepon lalu membuka kembali nomor tak bernama yang mengirim pesan undangan tersebut. Ternyata ada tertulis Kak Taslim Arifin, hanya tidak muncul. Astaga!!! Tiba-tiba saya merasa berdosa.
“Insha Allah, saya hadir,” saya pun membalas pesan WA kak Taslim Arifin. Catatan M.Dahlan Abubakar berikut ini merangkum suasana temu kangen yang berlangsung selama tiga jam yang diantarai makan malam bersama itu. (Redaksi).
Guru Kehidupan
Pertemuan malam itu merupakan wujud rasa rindu Pak Asmawi Syam setelah terpisah selama 40 tahun lebih dengan teman-temannya karena berkecimpung di bank. Jumpa tersebut dia istilahkan sebagai silaturahim dengan para guru, sahabat, dan kerabat yang menjadi guru kehidupannya. Dari mereka itu, dia memperoleh butir-butir kehidupan yang mengantarnya hingga pada posisi puncak di BRI dan kini tetap saja masih dipercayai sebagai pejabat di bank plat merah.