Lahan Contoh Penghijauan di Kec. Parado Bima (1): Naik Mobil Perang ke Bekas Hutan Lindung

Kendaraan terus mendaki, menaklukkan medan jalan hutan berbatu. Di kiri kanan jalan hanya menawarkan hutan bekas ladang jagung. Tidak lama lagi lahan ini akan dibakar sebagai persiapan menanam jagung lagi. Dulu, lahan ini hutan lindung. Jarang dijamah orang, kecuali warga desa yang pergi mencari lebah madu dan berburu kijang secara tradisional menggunakan anjing atau perangkap.

Kini, hutan gundul di kecamatan, membuat banyak pihak yang peduli akan generasi menjadi galau dan gamang. Mereka membayangkan, bagaimana mungkin mewariskan generasi mendatang dengan lahan gundul yang tidak produktif dan mengharapkan bisnis jagung yang kerap tidak membuat petani sejahtera.

Tim yang dikomandoi H.Lukman dan Abdillah M.Saleh, termasuk salah satu komunitas yang tidak pernah lelah mengadvokasi masyakat melaksanakan reboisasi hutan yang sudah gundul tersebut.

Sebanyak 13.000 ha gundul

Sejak tahun 2016, hutan di Kabupaten Bima mengalami penggundulan masif. Pemandangan yang miris, gunung gundul terbentang di mana-mana. Penggundulan hutan ini mengakibatkan terjadinya banjir, termasuk banjir bandang yang melanda Bima Desember 2016. Di Kecamatan Parado, hutan yang sudah ratusan tahun tidak terusik, tiba-tiba saja botak. Yang tampak adalah batu-batu yang bagaikan ‘bisul’ yang tersisa.

BACA JUGA:  Pengalaman Naik Teman Bus Takalar-Makassar

Di Provinsi NTB luas kawasan hutan 400.000 ha, 190.000 ha kawasan itu yang ditanami jagung. Laju kerusakan hutan di NTB 60% dari total kawasan hutan seluas 1.071.722 ha (Data Dirut Walhi NTB Amry Nuryasin) disebabkan aktivitas pertambangan, perambahan hutan dan alih fungsi lahan untuk pembangunan pariwisata.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB mengungkapkan lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan pada tahun 2018 seluas 578.645, 97 ha (29%) dari luas wilayah. Lahan kritis terluas ada di Bima, 161.120,5 ha. Pada tahun 2018 luas perambahan hutan 131.990,97 ha.

Pada tahun 2020 di NTB terdapat lahan sangat kritis 23.218,61 ha, lahan kritis 154.530,31 ha, lahan agak kritis 400.730,46 ha, dan lahan berpotensi kritis 1.275.700,48 ha. Hutan yang dirambah masyarakat untuk menanam jagung di Kabupaten Bima 15.790 ha, Kota Bima 1.093 ha, dan Kabupaten Dompu 16.690 ha.

Secara khusus di Kabupaten Bima dan Dompu 202,000 ha kawasan hutan, 58.000 ha di antaranya jadi lahan jagung. Khusus di Kecamatan Parado memiliki kawasan hutan 18.000 ha, seluas 13.000 ha jadi lahan pertanaman jagung. Tinggal 5.000 ha yang utuh. Data ini pun dibenarkan Abdillah M.Saleh, Sekretaris Tim Penanggulangan Rehabilitasi Kerusakan Hutan dan Lingkungan Hidup Wilayah Kecamatan Parado Kabupaten Bima kepada saya 30 Oktober 2024 saat berkunjung ke Madanangga.