Konflik Palestina-Israel Akankah Abadi ?

Pertanyaan kritis soal konflik Palestina-Israel sepertinya akan abadi/tak mungkin dapat terselesaikan selama sistem Islam belum tegak karena akan terus terjadi perbedaan persepsi tentang hak atas tanah Palestina dari dua negara tersebut.

Tanah Palestina adalah milik kaum muslim alasannya karena:

Pertama, Palestina adalah tanah kharajiyah yang didapatkan kaum muslim dengan jiwa dan darah mereka. Syam–termasuk Palestina–pertama kali dibebaskan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab. Pada 637, pasukan jihad kaum muslim yang dikomandoi Khalid bin Walid membebaskan Palestina dan menjadikannya bagian dari wilayah Daulah Khilafah dengan pusat pemerintahannya kala itu berada di Madinah. Jadi, secara mutlak, Palestina adalah tanah yang sepenuhnya milik kaum muslim.

Kedua, Israel itu ibarat tamu tidak diundang dan hidup menumpang. Setelah diberi tumpangan, mereka menjadi serakah dan ngelunjak dengan meminta tanah kepada Palestina sebagai pemilik tanah. Dengan kata lain, Israel adalah benalu dan pengganggu bagi kaum muslim di Palestina. Ngeri yah, tamunya serakah!

Ketiga, Palestina adalah milik kaum muslim di seluruh dunia, bukan hanya milik bangsa Palestina. Di tanah yang diberkahi itu, terdapat kiblat pertama kaum muslim, makam para sahabat dan syuhada, dan singgahan atau tempat tinggal para nabi. Tidak heran jika Palestina disebut sebagai bumi para nabi. Jadi, dengan membela kehormatan Palestina menunjukkan dimana keberpihakan kita. Membela hak sesame muslim atau membela sang pekhianat yang serakah, pilihan ada ditangan masing-masing.

BACA JUGA:  Regulasi Hubungan NU - PKB

Pertanyaan kritis yang jawabannya kita nantikan. Kapan konflik Israel-Palestina berhenti? Saya berani mengatakan tidak akan, sampai sistem Islam tegak di tengah-tengah kita. Karena konflik Israel-Palestina merupakan tragedi kemanusiaan terpanjang sejak Perang Dunia (PD) II meletus sampai hari ini. Berbagai upaya dilakukan tapi hasilnya jauh panggang dari api. Bahkan jika dibandingkan dengan kasus Bangsa Timor Leste saja sudah bergabung dengan Indonesia yang merdeka pada 1945 sudah dihadiahi kemerdekaan pada tahun 2000 lalu. Perundingan, summit forum, konferensi tingkat tinggi, bahkan dikibarkannya bendera Palestina di Markas Besar PBB belum dapat meredam kejahatan Israel atas Palestina. Kemerdekaan yang ditunggu-tunggu belum kunjung tiba. Padahal duka yang dirasakan Palestina semakin tidak manusiawi. Faktanya, ironi Palestina adalah ironi Hak Asasi Manusia (HAM) dan para pejuangnya. Dan hanya sistem Islamlah, dengan satu komando yang mampu mengusir Israel dari bumi Palestina.