KEMBALI MENCINTAI BUMI SETELAH SUMATRA MENANGIS

Upload hingga 15 Januari 2026, dan buatkan Hastag #FestivalPuisiEsai2025.
Sepuluh pemenang: total hadiah 30 juta. Pemenang pertama: 10 juta.

Puisi itu bisa dibaca dalam link dan lampiran bersama esai ini.

2. Lomba Menulis Puisi Esai: “Cintai Bumi Kembali Setelah Sumatra Menangis”

Luka sosial butuh medium.
Dan puisi esai adalah medium itu, tempat fakta dan fiksi melahirkan empati baru.

Lima puluh pemenang akan dipilih. Hadiah total 50 juta rupiah. Pemenang pertama: 10 juta.

Karya-karya akan dibukukan dan dibagikan sebagai PDF
untuk menyebar sejauh mungkin, sejauh tanggung jawab kita kepada bumi.

Apa itu puisi esai dan cara menulisnya di lampirkan dalam link di bagian akhir esai ini.

-000-

3. Lomba Menulis Esai: Mengapa Puisi Esai Tepat untuk Luka Sosial

Puisi esai kini semakin mendapat pengakuan internasional, terutama setelah BRICS Award 2025
memberikan penghargaan untuk Inovasi Sastra kepada penciptanya.

BRICS, perkumpulan geopolitik raksasa, rumah bagi 45% populasi dunia, menilai puisi esai sebagai jembatan baru
antara seni, fakta, dan advokasi sosial.

BACA JUGA:  Demo Anarkis: Menghancurkan Diri Sendiri

Di hadapan mereka yang kehilangan rumah, penghargaan, panggung, dan gelar-gelar dunia tiba-tiba mengecil ukurannya.

Yang lebih penting dari pengakuan lembaga mana pun adalah kesediaan sastra untuk berdiri bersama yang hancur: menjadi arsip bagi nama-nama yang hilang, cermin yang jujur bagi kekuasaan, dan api kecil yang menghangatkan mereka yang berjuang memulihkan hidupnya.

Jika sebuah puisi, esai, atau festival layak disebut berhasil, ukurannya bukan seberapa sering ia dipuji, melainkan seberapa jauh ia membuat kita malu untuk kembali merusak bumi dan abai pada sesama

Esai 500–2500 kata tentang tema ini akan melahirkan 10 pemenang, dengan total hadiah 30 juta (pemenang pertama 10 juta).

Agar dapat menulis lebih detil, apa itu puisi esai dilampirkan melalui link di bagian bawah esai ini.

4. Menulis Puisi Esai Bersama 50 Penulis Terpilih (Global Edition)

Untuk pertama kalinya,
puisi esai tentang lingkungan hidup akan ditulis bersama oleh 50 penulis dari Aceh sampai Papua, dari Asia Tenggara hingga Eropa dan Timur Tengah.

BACA JUGA:  AB Iwan Azis dan Semangat Bela Negara

Semua karya akan diterjemahkan ke 6 bahasa dunia: Inggris, Prancis, Spanyol, Arab, Mandarin, Rusia.

Total dana: 75 juta rupiah.

5.DONASI KOMUNITAS PUISI ESAI UNTUK KORBAN BENCANA

Juga akan diselenggarakan aksi sosial komunitas puisi esai untuk korban bencana Sumatra, dalam bentuk sembako, pakaian, dan kebutuhan darurat lain.

-000-

Sumatra menangis bukan hanya luka Indonesia. Ia luka umat manusia.

Sumatra telah menangis.
Bukit-bukit telah runtuh.
Ratusan keluarga kini tinggal nama. Tapi tragedi bukan akhir,
ia adalah undangan untuk berubah.