Bintang layar perak dan penyanyi tenar era 50an-60an itu, pernah mempersunting Junaedah Daeng Harris, pada tahun 1947. Istri pertama P. Ramlee ini merupakan anak dari Daeng Harris, aktor Malaysia kelahiran Kampung Baru, Kota Makassar, tahun 1911. Perkawinan P. Ramlee dan Junaedah Daeng Harris hanya bertahan 4 tahun, setelah itu keduanya bercerai.
Kopi susu di depan saya masih berisi setengah. Cerita pengalaman menonton bioskop yang dibagikan Iwan Azis, bagai keping sejarah yang sayang bila dilewatkan. Saya terus menyimak.
Iwan Azis terus berbagi kisah tentang pengalaman menontonnya, sejak masa kanak-kanak hingga remaja. Dia bahkan sudah punya pengalaman menonton bioskop, saat usianya belum genap 10 tahun. Itulah alasannya, mengapa dia dan teman-temannya, kala itu, tidak dibolehkan masuk bioskop.
Namun, rupanya geng bocil ini kreatif. Mereka bersiasat, mengatur cara agar bisa tetap menonton, walau hanya mengintip. Mereka lalu mengambil bangku, kemudian naik di atas bangku itu untuk bisa menjangkau lubang kecil pada beton yang bolong. Mengintipnya pun secara bergantian, supaya semuanya dapat giliran menonton. Begitu seterusnya hingga film selesai tayang.
“Jadi kami tahu filmnya sepotong-sepotong. Nanti baru kami berbagi cerita, supaya paham alur cerita film tersebut. Begitulah gambaran, betapa sulitnya bisa menonton film, sekadar untuk hiburan,” kata Iwan Azis
Pengalamannya menonton bioskop begitu membekas hingga membuatnya tertarik menjadi orang film. Dia bahkan pernah dipercaya sebagai Sekretaris GPBSI (Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia), tahun 1970an. Padahal, dia bukan pengusaha bioskop dan sama sekali tidak punya bioskop. Kedekatan dengan para pemilik bioskop yang jadi modal sosialnya.
Sebagai orang dalam, tentu dia tahu rahasia dapur para pengusaha bioskop itu. Dia lalu menyingkap praktik yang dilakukan sebagian oknum pengusaha bioskop, kala itu. Terkadang, bebernya, potongan-potongan pita seluloid (celluloid), hasil guntingan sensor, dimasukkan kembali, termasuk film-film India. Potongan-potongan itu disambung, dimasukan kembali ke film yang ada.
Nah, di sini lucunya. Karena hasil sambungan itu, kadang jumping, bahkan tidak nyambung dengan adegan sebelum dan setelahnya. Dia mencontohkan. Misalnya, saat tadi di film, aktornya meloncat mengenakan baju warna merah, tapi begitu jatuh sudah memakai baju kuning.
“Mereka memang punya alat untuk sambung pita bekas guntingan sensor. Mereka itu ngeri sama saya, jadi saya ditarik masuk bergabung untuk melindungi permainannya. Kebetulan saya sudah jadi wartawan juga di Indonesia Pos, Barata Minggu, dan Pos Makassar,” terang Iwan Azis.