Imajinasi Anak-Anak Tentang Kota Inklusi dan Berkelanjutan

Mereka yang biasa bertandang ke kawasan Center Point of Indonesia (CPI), pasti tahu Lego-Lego. Tempat pleasure dan rendezvous di kawasan reklamasi ini berada di sisi barat Pantai Losari, Kota Makassar.

Menurut Elisabeth dan Andini, mereka menyelesaikan maket itu hanya dalam tempo 2 hari. Maket Lego-Lego dari bahan-bahan sederhana itu, dipilih dan dibuat karena alasan di sana banyak lahan kosong. Sehingga sangat memungkinkan untuk ditanami tumbuhan hijau. Keduanya mengaku, biaya pembuatan maket ini mendapat bantuan dari UK PACT.

Meski masih belia, keduanya cukup fasih dan argumentatif memaparkan hasil kerjanya. Mula-mula, katanya, mereka membuat strategi kunci tentang konsep desain Lego-Lego. Yakni, untuk meningkatkan aksesibilitas rendah karbon, berupa perencanaan jalur baru bagi pejalan kaki. Juga menyediakan jalur bagi pengguna sepeda, serta menyediakan layanan penyewaaan sepeda guna mendukung aktivitas olahraga yang aman dan nyaman di sana.

Dalam konsepnya, mereka juga akan mengoptimalkan rute transportasi publik. Mereka akan meningkatkan layanan bus kota serta merancang jalur pedestrian yang terintegrasi dengan titik transit. Selain itu, juga menyediakan tempat tunggu di area transit guna menghadirkan kenyamanan bagi pengguna.

BACA JUGA:  Magnet Baru Wisata Malino Bernama Siera Sky View

Setelah meninjau lokasi di sana, mereka menyarankan agar tenan-tenan yang ada di Lego-Lego dimundurkan, biar ada ruang yang lebih lapang. Begitupun di sekitar area Masjid 99 Kubah 99 atau Masjid Asmaulhusna, disarankan agar ditanami tumbuhan hijau yang rimbun.

Dr Ir Mursalim, ST, mengaku kagum dengan kemampuan Elisabeth, Andini, dan Azzahra. Sebab, walau anak-anak ini mengambil jurusan perhotelan tapi mambu membuat miniatur kawasan dalam bentuk maket.

Sebagai dosen teknik sipil di Universitas Atmajaya, Makassar, dia mengapresiasi mereka yang dianggap paham soal teknik. Hanya saja, anak-anak ini disarankan agar kalau nanti membuat maket lagi, perlu menentukan skalanya. Namun begitu, Dr Mursalim tetap menyebut mereka anak-anak yang hebat.

Selain maket Lego-Lego, ada dua maket lain, masing-masing karya siswa SMA Negeri 17 Makassar dan siswa SMK Negeri 3 Gowa.

Siswa SMA Negeri 17 Makassar membuat maket berupa Gen Z Takeover Kota Makin Keren. Mereka mengimajinasikan dan berfokus pada aksesibilitas, keamanan lalu lintas dan estetika kota.

Para pelajar yang peduli pada perkembangan kota ini menawarkan beberapa solusi kreatif inovatif untuk meningkatkan kualitas area Jalan Boulevard, di depan Mal Panakukang.

BACA JUGA:  Lahan Contoh Penghijauan di Kec. Parado Bima (3): Bisa Jadi Pelajaran Hidup Bagi Warga

Anak-anak ini mengimajinasikan halte bus Mamminasata yang teratur, perluasan parkiran motor agar mengurangi parkir liar, serta membuat jembatan penyeberangan di depan Mal Ratu Indah demi keamanan.