Saya mengingat beliau karena legacy-nya bagi sekolahnya, bagi pendidikan di Makassar. Perempuan asal Takalar yang bersuamikan anggota Polri itu, mengemban amanah sebagai Kepala SD Inpres Banta-Bantaeng I, sejak tahun 2016.
Walau beliau sudah berpulang, tapi nama sekolahnya, SD Inpres Banta-Bantaeng I, ada dalam daftar undangan Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk menghadiri Persiapan Pelaksanaan Kompetisi Pelayanan Publik SINOVIK Tahun 2025.
Inovasi Siap Gerak, merupakan 1 dari 24 inovasi yang akan disertakan dalam lomba inovasi yang diadakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) itu.
SINOVIK merupakan Lomba Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik, yang diselenggarakan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi inovasi pelayanan publik di berbagai instansi pemerintah. Kompetisi ini bertujuan mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Bu Baena bukan sebatas meninggalkan program-program inovasi untuk diteruskan pelanjutnya. Lebih daripada itu, beliau juga berhasil mengubah wajah sekolahnya.
Sebagian bangunan sekolahnya sudah direnovasi. Bahkan boleh dikata, dibangun baru. Tiga ruang kelas sudah diubah menjadi bertingkat 2. Masih ada 3 ruang lagi butuh pembenahan agar selaras.
Tembok pagar yang dulu mau rubuh dan viral, kini sudah berdiri kokoh lagi. Di dekat situ juga anak-anak menampilkan bakat dan kreativitas di atas panggung yang diberi nama Nirannuang, dalam bahasa Makassar, artinya diharapkan.
Sebuah fondasi pendidikan yang diletakkan bukan hanya dalam pengertian fisik. Namun dalam wujud penanaman semangat berinovasi, yang didahului dengan perubahan pola pikir agar senantiasa termotivasi untuk maju demi kepentingan terbaik anak. (*)