Hj Baena dan Legacy Seorang Kepala Sekolah

Inovasi Amal Ceria, akronim anak mama lancar literasi, numerasi, digital, berhasil masuk TOP 30 KIPP (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik) Tingkat Sulawesi Selatan, tahun 2023.

Pada Lomba Innovation Major Award (IMA) Kota Makassar, inovasi Bengkel Lino (perbaikan literasi numerasi dan pelestarian lingkungan) sekolah ini masuk sebagai 10 finalis di tahun 2023.

Sekolah ini punya 4 inovasi yang sudah mengantongi HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) dari Kemenkumham RI. Masing-masing inovasi Amal Ceria (anak Mama lancar literasi, numerasi, digital), inovasi Siap Gerak (siap peduli gerakan aktif), inovasi Pacarita (panggung ceria cerita kita), dan inovasi Bengkel Lino (perbaikan literasi numerasi dan pelestarian lingkungan).

Di tahun 2025 ini, Bu Baena juga mengajak saya bekerjasama mengembangkan inovasi untuk memperkuat partisipasi dan kesadaran kritis anak, terkait kepemimpinan, organisasi, dan komunikasi.

Inovasi ini diberi nama DEWATA, akronim dari Dewan Anak Banta-Bantaeng Tangguh. Inovasi ini sekaligus sebagai implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang bertalian dengan Kurikulum Merdeka.

“Andalannya DEWATA ini Penulis Kreatif, Dokcil, Regu Inti Pramuka, Tim Drumband Gita CERIA, Garda Lingkungan (Adiwiyata), Duta Literasi CERIA dan Tahfidz. Semoga bisa sukses masuk IMA 2025,” tulis Bu Baena, dalam suatu percakapan lewat WhatsApp dengan saya.

BACA JUGA:  Rahman Rumaday, Tanpa Jejak

Namun, baru berjalan tiga bulan, ketika kabar duka itu datang. Hj Baena, S.Pd, M.Pd berpulang ke pangkuan Illahi, pada Jumat, 7 Maret 2025. Innalillahi wa innailaihi rojiun….

Beberapa hari sebelumnya, kami sempat berkomunikasi. Beliau minta didoakan supaya sembuh dan bisa beraktivitas di sekolahnya.

Beliau termasuk kepala sekolah yang betah berlama-lama di sekolahnya. Kalau saya datang, beliau menjamu saya di ruang kerjanya. Kadang juga di ruang rapat guru.

“Link-link berita yang kita kasi, saya teruskan ke grup keluarga, biar mereka tahu apa yang saya lakukan,” terang Baena, saat kami lagi bincangkan rencana-rencara program untuk sekolahnya.

Teh hangat, jalangkote, bakso, nasi padang, kapurung, barobbo, atau penganan tradisional sering disuguhkan bila saya datang. Kalau ada acara Maulid Nabi Muhammad SAW di sekokahnya, dan saya tidak sempat hadiri, beliau akan simpankan bakul maulid buat saya.

Kini, di Hardiknas 2025 ini, saya mengingat kembali Bu Baena, kepala sekolah yang kadang dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, memberi sambutan di hadapan murid-murid.

BACA JUGA:  Rahman Arge dan Pesan di Balik Kisah Peluru Nyasar

Setiap kali beliau memotivasi guru dan murid-muridnya, terdengar seperti suaranya tercekat. Ada suasana hati yang tulus diliputi rasa cinta kepada mereka.